KEDU UTARA, PERHUTANI (18/11/2024) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara menghadiri kegiatan pertemuan Forum Komunikasi Sedulur Basecamp (FKSB) Kedu Utara dalam rangka peningkatan profesionalisme pengelolaan pendakian dengan agenda pertemuan penyusunan Standart Operasional Prosedur (SOP), Rabu (13/11).

Kegiatan dihadiri Administratur KPH Kedu Utara, Kepala Seksi Ekowisata Divisi Regional Jawa Tengah, Manager Kluster Banyumas PT Palawi Risorsis, Kepala Desa Wates, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompincam) Tretep, Basarnas Kabupaten Temanggung, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Argomulyo dan pengelola pendakian se-KPH Kedu Utara.

Administratur KPH Kedu Utara, Maria Endah Ambarwati menyampaikan terima kasih atas kesediaan para pengelola Base Camp (BC)  dan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas adanya Forum Sedulur Base Camp se Kedu Utara dalam berupaya menyatukan teknis pekerjaan mengelola pendakian dengan disusunnya SOP pendakian gunung se Kedu Utara. Hal ini diharap menghasilkan kesamaan dalam melayani para pendaki yang mendaki di gunung-gunung wilayah KPH Kedu Utara.

“Pendakian gunung adalah wisata minat khusus yang memiliki resiko tinggi, untuk itu kesiapan petugas dalam melayani pendaki sangat dibutuhkan tidak hanya mengejar pendapatannya saja tetapi mengelola pendaki dari menerima hingga pendaki itu turun kembali dalam kondisi sehat, bahagia dan berkesan. Dengan harapan suatu saat akan kembali lagi,” ujarnya.

Kepala Seksi Bidang Ekowisata Divisi Regional Jawa Tengah, Sylvia Koesoemaningrum mengapresiasi semangat dalam meningkatkan pendapatan wisata salah satunya wisata pendakian walaupun beberapa lokasi pendakian atau wisata alamnya di spin off oleh Palawi. Ia juga berharap kepada jajaran untuk terus menggali potensi-potensi wisata untuk dijadikan sumber pendapatan yang baru,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Desa Wates, Setyo Vadli Harmoko merangkap Ketua LMDH Argomulyo menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Perhutani KPH Kedu Utara yang diberi kesempatan untuk bersama-sama mengelola hutan dalam hal ini mengelola wisata pendakian Gunung Prau Via Wates.

“Harapan terbesar SOP yang dihasilkan nanti adalah SOP yang benar-benar merupakan penjabaran dari usulan pengelola wisata pendakian dan wujud dari kegiatan pelayanan terhadap para pendaki di setiap BC yang disatukan menjadi pedoman dan acuan untuk bekerja,” pungkasnya. (Kom-PHT/Kdu/Eko)

Editor: Tri

Copyright © 2024