Perhutani Perhutani Hadiri Sosialisasi RDKK Subsidi Pupuk Tahun 2026 Wilayah Kerja BPP Balapulang |

BALAPULANG, PERHUTANI (05/08/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang menghadiri pertemuan sosialisasi Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Tahun 2026 mengenai subsidi pupuk untuk petani dan pesanggem di wilayah kerja Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Balapulang. Kegiatan ini dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Balapulang pada Selasa (05/08).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kepala Sub Seksi (KSS) Kemitraan Produktif, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal, Camat Balapulang, Kepala BPP Kecamatan Balapulang, para kepala desa se-wilayah kerja Kecamatan Balapulang, serta para ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) se-Kecamatan Balapulang. Pertemuan lintas sektor ini digelar dengan agenda sosialisasi penyusunan RDKK untuk pengadaan pupuk bersubsidi tahun 2026, khususnya bagi petani dan pesanggem lahan hutan.

Administratur KPH Balapulang melalui KSS Kemitraan Produktif, Dedy Agustin, menyampaikan apresiasi kepada jajaran BPP Kecamatan Balapulang atas sinergi dan upaya dalam melaksanakan sosialisasi kepada calon penerima pupuk bersubsidi untuk alokasi tahun 2026.

“Melalui sosialisasi ini, diharapkan hasil panen dapat meningkat sehingga daya beli penggarap lahan hutan pun ikut terdongkrak,” ujarnya.

Sementara itu, Camat Balapulang, Muhammad Sihabuddin, menjelaskan bahwa pupuk bersubsidi bagi pesanggem telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022. Salah satu komoditas yang mendapat perhatian adalah tanaman jagung, yang banyak dikembangkan di kawasan hutan melalui sistem tumpangsari.

Dalam pemaparannya, Kepala BPP Kecamatan Balapulang, Iwan Setiawan, menyampaikan bahwa para pesanggem atau petani hutan yang dua tahun terakhir belum mendapatkan subsidi pupuk, akan mulai mendapatkan alokasi pada tahun mendatang.

“Kami berharap agar pupuk yang diberikan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menunjang usaha tani, khususnya komoditas jagung, sehingga hasil produksi pertanian lebih bermutu dan optimal,” ungkapnya. (Kom-PHT/Bpl/Pku)

Editor: Tri