KEDU SELATAN, PERHUTANI (19/06/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan turut hadir dalam acara tradisi Merti Desa di Desa Pamriyan, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo pada Selasa (17/06).

Merti desa, dalam bahasa Jawa Kawi, berarti “bersih desa” atau “memelihara desa”. Tradisi ini merupakan warisan turun-temurun masyarakat Jawa sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil bumi dan keselamatan desa. Kegiatan merti desa umumnya melibatkan kerja bakti membersihkan lingkungan serta pelaksanaan upacara adat sebagai wujud penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Acara seremoni merti desa berlangsung di Gedung Serba Guna Desa Pamriyan. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Bupati Purworejo, yaitu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Masyarakat dan Desa (DPPPAPMD) Kabupaten Purworejo, jajaran Perhutani KPH Kedu Selatan, Camat Pituruh, Kepala Desa Pamriyan, berbagai lembaga terkait, dan masyarakat Desa Pamriyan.

Administratur KPH Kedu Selatan, Nandang Kusnandar, yang hadir bersama manajemen dan Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Purworejo, menyampaikan bahwa Perhutani senantiasa berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan serta pelestarian budaya sebagai bentuk dukungan terhadap kearifan lokal yang merupakan warisan leluhur.

“Perhutani berharap kegiatan ini memberikan dampak positif terhadap pelaksanaan tugas kami di lapangan. Kehadiran kami juga merupakan wujud komitmen untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan masyarakat sekitar hutan,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja sama dengan Perhutani, termasuk masyarakat Desa Pamriyan yang turut berkontribusi dalam pengelolaan hutan, khususnya para penyadap getah yang telah bekerja dengan sepenuh hati. “Kami berharap sinergi antara Perhutani dan masyarakat dapat terus terjalin demi kebermanfaatan bersama,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Pamriyan, Budi Hartono, menjelaskan bahwa tradisi merti desa bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan cerminan jati diri masyarakat. “Ini adalah momen sakral untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi, rezeki, kebersamaan, dan segala nikmat yang kita terima,” ujarnya. (Kom-PHT/Kds/Rwi)

Editor: Tri

Copyright © 2025