MOJOKERTO, PERHUTANI (20/12/2019) | Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto, Suratno menjadi narasumber Focus Group Discussion (FGD) Pengelolaan Hutan di Jawa Timur melalui ‘Adopsi Hutan’ bertempat di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, Rabu (18/12).
Dalam FGD Suratno menyampaikan materi fungsi dan manfaat hutan, kondisi serta tantangan pengelolaan hutan saat ini di KPH Mojokerto. Dalam paparannya ia menyampaikan bahwa dengan keterbatasan Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam sumberdaya manusia maka diharapkan peran serta seluruh stakeholder untuk ikut serta dalam pengelolaan hutan dengan sistem ‘Adopsi Hutan’, “Dimana sistem tersebut dapat menampung Sumber Daya, baik SDM maupun keuangan sehingga kelestarian dan manfaat hutan lebih meningkat dan perekonomian masyarakat akan lebih baik lagi,” ujarnya.
FGD tersebut dipimpin Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lamongan, M. Faiz dan dihadiri sebanyak 40 peserta antara lain Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Lamongan, Perguruan Tinggi yang ada di Surabaya dan Lamongan, BUMN, BPDASHL Solo, Cabang Dinas Kehutanan Bojonegoro, PT Gudang Garam, Forum DAS Solo dan lainnya.
Dalam kesempatan itu Faiz menyampaikan bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Lamongan sekitar 13,8% di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur sekitar 10% dan sebagian besar berada di desa-desa yang berbatasan dengan kawasan hutan sehingga dibutuhkan sinergitas semua pihak untuk mengentaskan kemiskinan tersebut.
Ia juga menyebut bahwa tujuan FGD ini sebagai upaya meningkatkan produktivitas kelola hutan dalam rangka mensukseskan program Perhutanan Sosial di wilayah Kabupaten Lamongan. (Kom-PHT/Mjk/Umi)
Editor : Ywn
Copyright©2019