LAWU DS –  Perum Perhutani Jawa Timur mencetak laba tertinggi dalam 5 tahun terakhir pada tahun 2012 yang lalu.  Pada tahun tersebut, Perhutani Jatim membukukan laba 223 M atau 144% dari laba pada tahun 2011 yang sebesar 154 M.  Demikian disampaikan Yahya Amin, Sekretaris & Legal Head Perhutani Unit II Jawa Timur pada acara Press Gathering wilayah Se-Eks Karesidenan Madiun, Selasa 12 Pebruari 2012 lalu bertempat di KPH Lawu Ds, Jln Rimba Mulya Madiun.

Acara tersebut diikuti oleh jajaran Perhutani yang berada di wilayah Rayon Madiun, yaitu GM KBM Pemasaran Kayu I Madiun, Administratur KPH Madiun, Administratur KPH Lawu DS, Administratur KPH Saradan, Administratur KPH Ngawi dan KSPH Madiun.  Dari jajaran pers, hadir sekitar 39 wartawan dari berbagai media yang berasal dari wilayah eks Karesidenan Madiun, yang meliputi wilayah Ngawi, Magetan, Madiun, Ponorogo dan Pacitan.

Dikatakan Amin, pencapaian tahun 2012 tersebut cukup menggembirakan karena diraih dalam kondisi pasar ekspor yang terganggu akibat krisis Eropa dan Amerika sejak tahun lalu.  Pendapatan tersebut dicapai dari penjualan produk-produknya yang berupa kayu, baik log maupun olahan, non kayu (gondorukem, terpentin, minyak kayu putih), ekowisata dan lain-lain.

Sementara itu dalam bidang pengelolaan hutan, Amin menyampaikan bahwa pada tahun 2012 Perhutani Jatim melakukan penanaman pada areal seluas 13.591 Ha dengan jumlah bibit lebih dari 27 juta plances, terdiri dari jenis Jati, Pinus, Mahoni, Damar, Kesambi, Sengon dan jenis rimba lain.  Dari seluas tersebut, 10.357 Ha berupa tumpangsari dan 3.234 Ha berupa Banjar Harian.

Di bidang produksi kayu, tahun 2012 Perhutani Jatim melakukan tebang habis (tebangan A2) seluas 1.670 Ha di seluruh Jawa Timur, dengan Volume total 499.225 M3. Luas tebang habis tersebut jauh dibawah angka luas tanaman yang ditanam pada tahun 2012.  Adapun jenis kayu yang ditebang terdiri dari Jati dan 176.525 M3 dan Rimba 322.700 M3.  Sedangkan untuk non kayu, produksi getah pinus tercapai sebesar 34 ribu ton dan daun kayu putih 18 ribu ton.

Di bidang sosial, kontribusi Perhutani jatim dalam produksi pangan pada tahun 2012 adalah sebanyak 14 ribu ton padi, 133 ribu ton jagung, dan 3,5 ton kedelai (di luar program GP3K) dan menyerap tenaga kerja sebanyak 252 ribu orang dari masyarakat desa hutan dengan tambahan penghasilan mencapai Rp. 46 M. Sementara untuk sharing kayu yang sudah diberikan yaitu dari sharing produksi tahun 2011 sebesar 6,2 M.  Dari program GP3K pada tahun 2012 dihasilkan padi 16 ribu ton, kedelai 5,3 ribu ton dan jagung 172 ribu ton dengan total nilai mencapai 438 M.

Untuk tahun 2013, lanjut Amin, Perhutani Jatim bertekad untuk terus meningkatkan kinerja pengelolaan hutan dan perusahaan yang mencakup 3 aspek, yaitu kelola produksi, kelola sosial dan kelola lingkungan.

Humas Perhutani Jawa Timur