Koran Sindo – Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perum Perhutani dan PT Energy Management Indonesia (EMI) sedang merencanakan kerja sama pembangunan pembangkit listrik tenaga biomassa. PLT Biomassa menjadi pilihan utama karena dinilai sangat ekonomis dan mendukung fungsi ekologis dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga fosil.

Direktur Utama PT Energy Management Indonesia (EMI) Aris Yunanto mengatakan, pembangkit listrik biomassa menjadi pilihan terbaik bagi pabrik sagu Perhutani karena menggunakan bahan bakar yang berasal dari sampah hasil industri pengolahan sagu milik Perhutani.

Rencananya, kata Aris, pembangkit listrik berkapasitas 3 megawatt (MW) dan ramah lingkungan ini akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik Perhutani, dan sisanya yang tidak terpakai akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat dan Sekolah Menengah Kejuruan di Sorong Selatan.

“Kegiatan ini, sebagai wujud sinergi BUMN untuk negeri, selain sebagai bentuk kepedulian Perhutani dan EMI kepada masyarakat dan kelestarian alam di Sorong Selatan,” ujar Aris dalam keterangan tertulisnya kemarin. Presiden Joko Widodo direncanakan akan meresmikan beroperasinya pabrik sagu milik Perum Perhutani di DistrikKais, Kabupaten Sorong Selatan.

Pabrik ini diharapkan dapat mendukung program kedaulatan pangan nasional yang dibangun oleh Perum Perhutani di atas lahan konsesi hutan sagu seluas 15.000 hektare dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar berharap, setelah pabrik beroperasi, BUMN lain diharapkan turut serta memberikan dukungan berdirinya pabrik ini.

Aris menambahkan, proses pembangunan hingga beroperasinya PLT Biomassa diharapkan akan rampung dalam waktu kurang dari setahun. Pembangkit Listrik Biomassa memiliki tingkat kadar pencemaran lingkungan lebih rendah daripada tingkat kadar pencemaran akibat pembangkit listrik tenaga fosil seperti batu bara dan minyak solar.

anton c

Sumber : Koran Sindo, hal. 4
Tanggal : 3 Januari 2016