JAWA POS (10/07/2019) | Pertambahan jumlah penduduk membuat kebutuhan energi dunia semakin meningkat Hingga saat Ini, pemenuhan kebutuhan energi dunia masih mengandalkan bahan bakar fosil yang tidak ren ew able dan cenderung tidak ramah lingkungan.
Berdasar data British Petroleum Outlook 2019, global eneergi ‘demand pada 2020kurang lebih mencapai 14 milion toe yang berasal dari energi fosil, nuklir (85 persen),dan renewable energy (15persen) ondisi tersebut memicu tumbuhnya pengembangan dan penggunaan energi alternatif yang terbarukan sena rantali lingkungan
Kebijakan renewable portfolio Standard (RPS) di Korea mengharuskan produsen listrikdengan kapasitas minimal 500 mw menyuplai energi yang dihasilkan dari energi baru dan terbarukan (EBT). “Pada awal 2012, ditargetkan, komposisi EBT sebanyak 2 persen dan terus meningkat hingga 10 persen pada 2022. Hal itu sesuai dengan visi dan misi Perhutani. Yaitu, dengan pengembangan portofolio batu biomassa, Perhutani dapat menyasar tiga sasaran sekaligus. Yakni, aspek planet profit dan people’ papar Direktur Utama Perum Perhutani Denaldv Mulino Maulana kemarin (9/7).
Dari aspek planet kata dia, penanaman tanaman biomassa akan dikembangkan di lahan-lahan yang kurang atau tidak produktif. Jadi, Itu akan meningkatkan dan mempercepat tutupan lahan yang diharapkan akan berdampak pada perbaikan lingkungan. Dan, dalam waktu lima tahun, diharapkan, klaster tanaman biomassa dapat terbangun sesuai dengan rencana, yaitu 122.882 ha.
Sementara itu. dari aspek profit tanaman biomassa termasuk produk kehutanan yang qulck yield. Yaitu, bisa dipanen dalam waktu dua tahun dan dipelihara tembusannya. Tembusan tersebut dapat dipanen setiap dua tahun. Tahun InL tanaman biomassa sudah dapat dipanen. Panen Itu dihasilkan dari uji coba penanaman pada 2013 dl KPH Semarang.
“Dari hasil penanam an, direncanakan, pada 2025, dapat memproduksi 3 juta ton green biomassa sebagai bahan baku wood pellet” jelasnya,
Sumber : Jawa Pos, hal 17
Tanggal : 10 Juli 2019