BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (23/11/2024) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat, bersama Mahasiswa Program Studi Agribisnis Jurusan Pertanian Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), melaksanakan kegiatan penanaman MPTS (Multi Purpose Tree Species) di Hutan Lindung Petak 1-d RPH Licin, BKPH Licin, pada Sabtu (23/11).
MPTS adalah jenis tanaman yang memiliki berbagai manfaat, baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Tanaman ini dapat menghasilkan komoditas kayu dan buah, yang memungkinkan petani untuk memanfaatkan hasil hutan tanpa perlu menebang pohon. Beberapa contoh tanaman yang ditanam dalam kegiatan ini antara lain Durian, Kelapa, Manggis, dan Alpukat.
Mewakili Kepala Perum Perhutani KPH Banyuwangi Barat, Kepala BKPH Licin, Suwadi, menyatakan bahwa penanaman MPTS membawa manfaat ekologi dan ekonomi. “Tanaman ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan karena kayunya tidak boleh ditebang di Hutan Lindung, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi, karena buahnya dapat dimanfaatkan dan dijual oleh masyarakat sekitar,” ungkap Suwadi.
Ia juga mengapresiasi kerjasama dengan Mahasiswa Poliwangi dan Pramuka Saka Wanabakti Pangkalan Wongsokaryo Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Banyuwangi yang turut berpartisipasi dalam kegiatan penanaman ini. “Ini menunjukkan sinergi antara Perhutani dan civitas akademika Poliwangi dalam mendukung pembangunan sumber daya alam dan eksistensi hutan. Kami bangga bahwa generasi milenial sangat peduli dengan kelestarian hutan dan lingkungan hidup,” tambahnya.
Penanaman ini juga bertepatan dengan kegiatan Praktikum Konservasi Lingkungan Mahasiswa Poliwangi yang mengambil topik “Penentuan Kelas Kemampuan Lahan dan Teknologi Konservasi” di kawasan hutan sekitar Banyuwangi. Dosen pendamping, Abdul Holik, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman praktis kepada mahasiswa tentang cara mengevaluasi kemampuan lahan, serta mengenalkan teknologi konservasi yang sesuai untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Praktikum ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam mengintegrasikan aspek ekologi, agronomi, dan manajemen sumber daya lahan yang berkelanjutan. Mahasiswa juga belajar merancang dan menerapkan teknologi konservasi, seperti terasering, penggunaan guludan, dan pemanfaatan vegetasi penutup tanah untuk mitigasi erosi,” jelas Abdul Holik.
Dengan kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh ilmu praktis tentang konservasi dan pengelolaan sumber daya alam, tetapi juga berperan langsung dalam upaya menjaga kelestarian hutan untuk masa depan. (Kom-PHT/BWB/Cdr)
Editor:Lra
Copyright©2024