GUNDIH, PERHUTANI (29/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih memfasilitasi kegiatan workshop dan pelatihan pembuatan eco-enzyme yang melibatkan Ikatan Istri Karyawan (IIK) Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Sabtu (27/12). Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Perhutani KPH Gundih, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tersebut menjadi sarana edukasi pemanfaatan sampah organik rumah tangga menjadi produk ramah lingkungan.

Pelatihan ini diselenggarakan sebagai upaya kolektif dalam menjawab persoalan sampah organik sekaligus mendorong penerapan solusi pertanian yang berkelanjutan. Melalui kegiatan tersebut, sisa sayuran dan limbah dapur diperkenalkan sebagai bahan baku bernilai guna yang dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh masyarakat.

Ketua Cabang Ikatan Istri Karyawan Perhutani KPH Gundih Neneng Haris Setiana menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan membekali anggota IIK dan kelompok tani dengan keterampilan praktis yang memiliki dampak luas bagi lingkungan.

Pelatihan ini merupakan hal baru yang dapat dikembangkan secara mandiri, baik untuk mendukung sektor pertanian maupun sebagai bahan penjernih air yang ramah lingkungan, ujarnya. Ia berharap ilmu yang diperoleh peserta tidak hanya berhenti di lingkungan kantor, tetapi dapat diterapkan dan disebarluaskan di rumah tangga masing-masing. Menurutnya, bahan baku eco-enzyme sangat strategis karena mudah diperoleh dan tersedia melimpah di dapur setiap rumah.

Narasumber dalam kegiatan tersebut Yuni Setyoningrum memaparkan secara teknis proses pembuatan eco-enzyme. Ia menjelaskan bahwa cairan multifungsi tersebut merupakan hasil fermentasi campuran kulit buah, sisa sayuran, gula merah atau molase, dan air dengan waktu fermentasi sekitar 90 hari atau tiga bulan.

Proses fermentasi membutuhkan kesabaran karena hasil optimal baru diperoleh setelah kurang lebih tiga bulan, jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa inovasi eco-enzyme berawal dari riset panjang yang dilakukan oleh Rosukon Poompanvong dari Thailand dan kemudian dipopulerkan secara global oleh Joean Oon dari Malaysia sebagai solusi lingkungan dari skala rumah tangga.

Eco-enzyme diketahui memiliki beragam manfaat, antara lain sebagai pupuk organik cair, pembersih lantai, sabun cuci piring, pembersih kamar mandi, antiseptik luka bakar, hingga perawatan rambut dan perendaman kaki.

Kegiatan workshop ditutup dengan praktik langsung pembuatan eco-enzyme oleh pengurus IIK ranting. Dengan botol berisi potongan kulit buah dan larutan molase, para peserta memulai langkah sederhana dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Melalui kegiatan ini, Perhutani KPH Gundih berharap dapat tumbuh kesadaran bahwa upaya menjaga kelestarian hutan dan lingkungan dapat dimulai dari aktivitas sederhana di rumah, termasuk pengelolaan sisa dapur sehari-hari. (Kom-PHT/Gdh/Dwi)

Editor: Tri
Copyright © 2025