Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, menjelaskan bahwa kegiatan koordinasi ini merupakan bagian dari langkah preventif dalam menghadapi kondisi geografis wilayah yang rawan bencana, khususnya pada musim penghujan. Selain itu, pertemuan tersebut membahas penguatan peran masyarakat dalam menjaga keamanan hutan dari berbagai potensi gangguan serta peningkatan kesiapsiagaan menghadapi risiko bencana tanah longsor di sekitar kawasan hutan dan permukiman warga.
Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, melalui Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wonosobo, Yossy Elfirani, menyampaikan bahwa sinergi dengan pemerintah desa dan LMDH merupakan kunci utama dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang aman dan lestari. Ia, menegaskan bahwa Perhutani, senantiasa membuka ruang kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna menciptakan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan berorientasi pada keselamatan masyarakat.
“Koordinasi ini penting untuk menyamakan persepsi dan langkah di lapangan, terutama dalam menjaga keamanan hutan serta mengantisipasi potensi bencana tanah longsor. Perhutani, selalu membuka ruang kolaborasi dengan pemerintah desa dan LMDH,” ujarnya.
Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, menambahkan bahwa kawasan hutan tidak hanya memiliki fungsi produksi dan ekologis, tetapi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu, upaya pencegahan kerusakan hutan dan mitigasi bencana perlu dilakukan secara terpadu dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan.
“Dengan hutan yang terjaga, risiko bencana dapat ditekan dan manfaat hutan bagi masyarakat dapat dirasakan secara berkelanjutan,” tambah Yossy Elfirani.
Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, mencatat dukungan dari Perwakilan LMDH Kembang Jaya, Widodo, yang menyatakan kesiapan pihaknya untuk bersinergi dalam menjaga keamanan hutan serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi tanah longsor. Menurutnya, koordinasi yang dilakukan dapat memperkuat peran masyarakat sebagai mitra Perhutani di lapangan.
“Kami siap bersinergi menjaga hutan dan ikut mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana, terutama di titik-titik rawan longsor,” ungkapnya.
Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, juga menyampaikan pernyataan Kepala Desa Keseneng, Mugiharto, yang menyambut baik koordinasi antara Perhutani dan LMDH. Ia, menilai wilayah Desa Keseneng yang berada di sekitar kawasan hutan memiliki tingkat kerentanan terhadap bencana alam sehingga memerlukan komunikasi dan kerja sama yang intensif.
“Pemerintah desa mendukung penuh upaya Perhutani dalam menjaga keamanan hutan dan mengantisipasi bencana tanah longsor. Kolaborasi ini sangat penting demi keselamatan warga,” ujarnya.
Melalui kegiatan koordinasi tersebut, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, berharap terbangun sinergi yang semakin kuat antara pengelola hutan, pemerintah desa, dan masyarakat. Dengan kolaborasi yang berkelanjutan, keamanan kawasan hutan dapat terjaga serta risiko bencana tanah longsor di wilayah RPH Sigedang, BKPH Wonosobo, dapat diminimalkan demi keselamatan dan kesejahteraan bersama. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)