PEKALONGAN TIMUR, PERHUTANI, (20/11/2025)│Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Timur memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Petungkriyono sebagai langkah antisipatif memasuki puncak musim penghujan. Pertemuan yang digelar tersebut difokuskan pada penyusunan strategi mitigasi bencana, khususnya tanah longsor dan banjir bandang yang rawan terjadi di wilayah pegunungan. Selasa (19/11)

Rapat koordinasi dan sinkronisasi program dihadiri jajaran manajemen KPH Pekalongan Timur yang dipimpin Wakil Administratur, serta Camat Petungkriyono dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam). Kecamatan Petungkriyono, yang sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan hutan dengan topografi curam, termasuk dalam kategori daerah berisiko tinggi terhadap pergerakan tanah, sehingga sinergi lintas sektor menjadi sangat penting.

Wakil Administratur KPH Pekalongan Timur, Ari Kurniawan, menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat merupakan faktor kunci dalam pencegahan dan mitigasi.

“Sinergi ini adalah kunci utama. Kami bersama Pemerintah Kecamatan Petungkriyono bersepakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan di tingkat tapak. Kami akan fokus pada identifikasi area rawan longsor di sekitar hutan dan jalur gembok, serta mengaktifkan kembali Satgas Penanggulangan Bencana di tingkat desa. Hutan yang sehat adalah benteng alami, dan kami juga mendorong program penutupan vegetasi penguatan tanah di area-area kritis,” ujar Ari Kurniawan.

Camat Petungkriyono, Hadi Surono, menyambut baik langkah penguatan kolaborasi ini. Ia menegaskan bahwa pemerintah kecamatan akan meningkatkan kesiapan logistik serta memperkuat jalur komunikasi di wilayah rawan.

“Kami berterima kasih kepada KPH Pekalongan Timur atas inisiatif kolaborasi ini. Memasuki musim hujan yang intens, kami akan segera mengimplementasikan sistem peringatan dini berbasis komunitas yang terintegrasi, khususnya di desa-desa yang bersinggungan langsung dengan kawasan hutan. Informasi dari Perhutani mengenai kondisi curah hujan dan stabilitas tanah di hutan sangat penting demi keselamatan warga kami,” jelasnya.

Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC) gabungan yang terdiri atas petugas Perhutani, BPBD, TNI/Polri, dan relawan masyarakat. Tim tersebut akan bertugas melakukan respons cepat terhadap potensi bencana serta memberikan sosialisasi mengenai langkah-langkah keselamatan selama musim penghujan.

Melalui penguatan sinergi ini, risiko bencana di wilayah Petungkriyono diharapkan dapat diminimalkan, sehingga keselamatan dan keamanan masyarakat dapat lebih terjamin sepanjang musim hujan. (Kom-PHT/Pkt/Ran)

Editor: Tri

Hak Cipta © 2025