PURWODADI, PERHUTANI (14/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi, bersama pengurus Koperasi Warga Perum Perhutani (KWPHT), melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pasca panen agroforestry tebu pola kemitraan di Petak 87B-1 seluas 7,4 hektare, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jangglengan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jatipohon, pada Jumat (12/12).
Perhutani KPH Purwodadi, menjelaskan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut dilaksanakan pada musim tanam kedua dengan fokus pada tahapan pemeliharaan tanaman tebu kepras. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan mbun-mbun atau pembumbunan, penyemprotan gulma, serta pengecekan kondisi pertumbuhan tanaman tebu pasca panen sebelumnya. Langkah ini dilakukan untuk memastikan produktivitas tanaman tetap optimal sekaligus menjaga keberlanjutan pengelolaan lahan hutan dengan sistem agroforestry.
Perhutani KPH Purwodadi, melalui Administratur KPH Purwodadi, yang disampaikan oleh Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jatipohon, Tutut Sugianto, menyampaikan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut merupakan bagian dari komitmen Perhutani dalam mendampingi mitra kerja agar pengelolaan agroforestry berjalan sesuai ketentuan teknis dan prinsip kelestarian hutan.
Ia menyampaikan, “Monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk memastikan kegiatan agroforestry tebu berjalan dengan baik, baik dari sisi teknis budidaya maupun kesesuaian dengan skema kemitraan. Dengan pemeliharaan yang tepat pada musim tanam kedua, diharapkan produktivitas tebu meningkat tanpa mengabaikan kelestarian hutan.”
Perhutani KPH Purwodadi, juga mendapatkan apresiasi dari mitra kemitraan. Ketua KWPHT, Farhan, menyampaikan bahwa dukungan dan pendampingan dari Perhutani memberikan dampak positif terhadap keberhasilan usaha agroforestry tebu.
Ia mengungkapkan, “Pendampingan dari Perhutani sangat membantu kami dalam mengelola tanaman tebu, mulai dari penanaman hingga pasca panen. Dengan adanya monitoring rutin, kami dapat mengetahui kekurangan di lapangan dan segera melakukan perbaikan agar hasil ke depan lebih maksimal.”
Perhutani KPH Purwodadi, mencatat bahwa kegiatan agroforestry tebu juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan. Salah satu tenaga kerja lokal, Paidi, warga sekitar hutan, mengaku terbantu dengan adanya kegiatan tersebut.
Ia menuturkan, “Kami merasa terbantu karena dapat ikut bekerja di lahan agroforestry tebu ini. Selain menambah penghasilan, kami juga memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang cara merawat tanaman tebu dengan baik.”
Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi pasca panen tersebut, Perhutani KPH Purwodadi berharap kemitraan agroforestry tebu dapat terus berjalan secara berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, serta tetap menjaga fungsi dan kelestarian kawasan hutan. (Komp-PHT/Pwd/Aris).
Editor: Tri
Copyright © 2025