TELAWA, PERHUTANI (12/12/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa, melaksanakan sosialisasi rencana agroforestry tanaman jagung tahun 2026 kepada Ketua dan Pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kedungcumpleng, Guwo, dan Krobokan. Kegiatan digelar di Kantor BKPH Kedungcumpleng pada Kamis (11/12).

Selain sosialisasi, kegiatan juga dirangkaikan dengan monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan kerja sama agroforestry jagung tahun 2025. Monev dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan kerja sama sekaligus memastikan kesesuaiannya dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS), yang selanjutnya menjadi bahan perbaikan untuk pelaksanaan tahun 2026.

Sosialisasi dan monev dipimpin oleh Wakil Administratur KPH Telawa, didampingi tim dari KPH Telawa, yang membidangi Produksi, Agroforestry, Hukum, dan Kemitraan Kehutanan. Kegiatan diawali dengan perkenalan Wakil Administratur KPH Telawa, yang baru dilantik pada akhir November 2025. Materi sosialisasi disampaikan oleh Kepala Seksi Madya Produksi dan Ekowisata, sementara monev dipimpin oleh KSS Agroforestry dan Ekowisata serta KSS Hukum, Kepatuhan, Agraria, dan Komunikasi Perusahaan. Pada akhir acara, peserta mengikuti sesi tanya jawab.

Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilaksanakan di BKPH Karangrayung, dan BKPH Ketawar, pada Senin (08/12), serta di BKPH Karangwinong, dan BKPH Gemolong, pada Selasa (09/12).

Administratur KPH Telawa, melalui Wakil Administratur, Julie Irahadi, menyampaikan terima kasih kepada seluruh Ketua dan Pengurus LMDH, atas dukungan dalam menyukseskan agroforestry jagung. Julie berpesan agar lahan kawasan hutan dapat dimanfaatkan dengan baik tanpa merusak tanaman kehutanan.

“Alhamdulillah agro di KPH Telawa, dapat tercapai. Terima kasih kepada Ketua dan Pengurus LMDH, serta semua pihak yang terlibat atas dukungannya. Target agro tercapai, mari kita manfaatkan lahan kawasan hutan dengan baik dan jangan merusak pohonnya,” tegasnya.

Julie, juga mengimbau masyarakat dan jajarannya untuk mewaspadai potensi bencana pada musim hujan. “Saat ini sering terjadi hujan deras. Saya berpesan agar mewaspadai bencana yang dapat terjadi di kawasan hutan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Produksi dan Ekowisata, Alimin, menjelaskan bahwa dalam kegiatan agroforestry jagung terdapat kontribusi kepada negara berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Dalam bagi hasil agro jagung ini terdapat PNBP sebesar Rp60 per kilogram yang disetor ke negara melalui Perhutani. Jadi walaupun kecil, LMDH juga berperan dalam memberikan pendapatan negara,” ujarnya.

Ketua LMDH Suko Lestari, Yanto, menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang terus berjalan dan telah memberikan manfaat bagi anggotanya. Ia, berharap Perhutani dapat memberikan apresiasi bagi LMDH yang mencapai target.

“Kami menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang terjalin. Dengan menanam jagung di hutan, anggota kami dapat merasakan manfaatnya. Kami berusaha keras mencapai target yang disepakati. Kami berharap Perhutani dapat memberikan apresiasi atau bonus agar kami lebih bersemangat,” ungkapnya.

Kerja sama pemanfaatan lahan kawasan hutan untuk agroforestry jagung merupakan wujud konkret Perhutani dalam mendukung ketahanan pangan nasional yang saat ini sedang digencarkan pemerintah. (Kom-PHT/Tlw/Sis)

Editor: Tri

Copyright © 2025