MOJOKERTO, PERHUTANI (02/02/2022) | Memanfaatkan limbah jagung menjadi produk yang lebih bermanfaat dengan kreatifitas dalam dunia agribisnis yang satu ini cukup menarik dicoba, salah satunya bisnis jamur janggel yang ternyata mudah dan sangat potensial untuk dikembangkan.

Ini tentu menjadi peluang usaha yang paling minim modal, namun bisa menghasilkan panen luar biasa menguntungkan, kata Asisten Perhutani (Asper) Bluluk, Bandi Sugiarto yang mewakili Administratur Perhutani KPH Mojokerto dalam pelatihan budidaya jamur janggel di Desa Banjargondang Kecamatan Bluluk Lamongan, Rabu (2/2).

Kegiatan dalam rangka membekali keterampilan dan meningkatkan kualitas usaha Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) se wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bluluk tersebut di fasilitasi oleh Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto bersama dengan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Bojonegoro.

Bandi menjelaskan, janggel yang merupakan limbah dari proses pemanenan jagung ini bahan bakunya sangat melimpah, karena masyarakat di Kecamatan Bluluk ini sebagaian besar menanam jagung didalam kawasan hutan yang ditanam secara tumpangsari.

“Hanya dengan memanfaatkan limbah tersebut, masyarakat tidak perlu lagi melakukan persiapan media tanam yang rumit seperti proses budidaya jamur tiram,” katanya.

Pelatihan yang diikuti segenap LMDH di wilayah Kecamatan Bluluk tersebut menghadirkan pelaku usaha budidaya jamur janggel yang merupakan Ketua LMDH Tanah Mas yakni Warno.

Dia mengatakan, bahwa awalnya memang ia merasa ragu kepada inovasi ini, namun seiring berjalannya waktu dengan adanya sentuhan dan pembinaan secara intensif dari Perhutani ia merasa percaya diri dan terus mengembangkan inovasi budidaya jamu janggel sehingga bisa berhasil seperti saat ini.

“Kami ingin menularkan ilmu ini kepada LMDH yang lain supaya bisa berinovasi dengan memanfaatkan limbah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis,” ujarnya.

Warno menambahkan, bahwa budidaya jamur ini sama dengan budidaya jamur pada umumnya, namun yang membedakan disini adalah pada medianya, yaitu hanya memerlukan tebon dari pada jagung yang telah panen, kemudian diberikan ragi sebagai bahan penumbuh jamur  kemudian ditutup dan bisa dipanen kurang lebih selama 3 minggu kedepan, jelasnya. (Kom-PHT/Mjk/Dwi)

 

Editor : Uan

Copyright©2022