JPNN, JAKARTA – Perum Perhutani akhir bulan ini akan mulai mengoperasikan pabrik Derivatif Gondorukem Terpentin. Gondorukem adalah produk olahan dari getah pinus. Untuk membangun pabrik tersebut, Perhutani menghabiskan dana sekitar Rp 190 miliar. Nantinya pabrik ini berlokasi di Pemalang, Jawa Tengah.

Direktur Utama Perhutani, Bambang Sukmananto menuturkan pengoperasian pabrik ini merupakan penataan industri hilir sejalan dengan roadmap korporat.

“Untuk tahun 2013 sampai 2014 adalah era penataan bisnis dan proses bisnis inti. Investasi untuk pabrik ini sekitar Rp 190 miliar, 70 persen pinjaman dan 30 persen dari kas internal. Akhir bulan ini mulai dioperasikan,” ujar Bambang di Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (9/10).

Bambang menyebut pabrik berkapasitas 24.500 ton getah pinus per tahun ini akan menghasilkan bermacam jenis. Seperti glicerol rosin ester, alpha pinene, betha pinene, delta limonen, cineol dan alpha terpineol. “Bahan kimia ramah lingkungan ini merupakan bahan baku bagi industri makanan dan minuman, industri kertas, industri cat, tinta, parfum dan farmasi,” tuturnya.

“Sampai saat ini Perhutani adalah penghasil gondorukem terbesar di Indonesia. Ekspor untuk produk Gondorukem ini melonjak 12 persen dari angka RKAP,” imbuh Bambang.

Perhutani sebagai pengelola hutan bersama Masyarakat (PHBM) telah membentuk dan bekerjasama dengan 5.253 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Selain memberikan bagi hasil produksi untuk LMDH, Perhutani sejak 1992 juga telah melakukan pembinaan masyarakat melalui program kemitraan. (chi/jpnn)

JPNN Online | 10 Oktober 2013 | 05.58 WIB