NGAWI, PERHUTANI (6/7/2025) Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi mendukung pelaksanaan Festival Samin ke-9 bertajuk ‘Panglingo rupane, ojo pangling swarane’ yang digelar pemerintah kabupaten Bojonegoro, bertempat di Balai Budaya Masyarakat Samin, dusun Jepang, desa Margomulyo, tepatnya di kawasan hutan wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kaligede, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kedawak Utara, KPH Ngawi, pada Sabtu (5/7).

Hadir pada gelaran tersebut, Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah, Kepala Dinas Pariwisata Bojonegoro, Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, jajaran Forkopimcam Margomulyo, Asisten Perhutani (Asper) Kedawak Utara beserta jajarannya, pemerhati budaya, serta pengrajin batik Obor Sewu yang merupakan masyarakat sekitar kawasan hutan RPH Kaligede.

Kepala KPH Ngawi yang diwakili oleh Arifin selaku Asper Kedawak Utara mengatakan bahwa keberadaan masyarakat Samin di kawasan hutan BKPH Kedawak Utara merupakan wujud nyata dari sinergi antara pengelolaan hutan lestari dengan upaya pelestarian budaya. Kearifan lokal masyarakat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) wajib dilestarikan. “Melalui festival ini, kami berharap kearifan lokal masyarakat dalam menjaga lingkungan dan melestarikan budaya dapat semakin tumbuh dan berkembang. Mereka memiliki falsafah hidup yang bisa kita teladani yaitu jujur, nrimo dan trokal. Dan apabila benar-benar diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat akan menciptakan kedamaian dan kesejahteraan. Oleh karena itu, mari kita dukung kegiatan seperti ini, selain mempererat hubungan antara Perhutani dengan masyarakat sekitar hutan, sekaligus mempromosikan wisata budaya dan ekowisata masyarakat, agar nantinya bisa menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan,” tuturnya.

Sementara itu Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga warisan budaya. “Festival Samin bukan hanya seremonial budaya, melainkan wujud pemberdayaan masyarakat. Ini dibuktikan dengan kebijakan pemerintah Bojonegoro dalam penggunaan udeng dan slayer Obor Sewu identitas masyarakat Samin sebagai Pakaian Dinas Harian (PDH) Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini sebagai simbol penghormatan atas perjuangan masyarakat Bojonegoro akan pentingnya menjaga warisan budaya,” tegas Wakil Bupati.

Bambang Sutrisno sebagai penerus ajaran masyarakat Samin menyampaikan terima kasih atas dukungan Perhutani sehingga terlaksananya Festival Samin ke-9 yang berlangsung selama 2 hari (Jumat-Sabtu), bertempat di kawasan hutan BKPH Kedawak Utara. (Kom-PHT/Ngw/Rth)

Editor:Lra
Copyright©2025