NGAWI, PERHUTANI (11/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi mendukung pengembangan riset kehutanan melalui pelaksanaan Pilot Project Teresan Jati Plus Perhutani (JPP). Kegiatan pilot project ini berlangsung di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gendingan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Walikukun, pada Rabu (10/11).
Kegiatan penelitian ini merupakan kolaborasi strategis antara Perhutani KPH Ngawi, Perhutani Forestry Institute (PeFI) Cepu, Industri Kayu Cepu, serta Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Kepala Seksi Madya Produksi dan Ekowisata KPH Ngawi, Puguh Yudhi Prasetyawan, menyampaikan bahwa Perhutani mendukung penuh pelaksanaan riset ini. “Jajaran kami di lapangan siap membantu penelitian yang bertujuan meningkatkan kualitas hasil hutan dan efisiensi pengelolaan, khususnya untuk tanaman Jati Plus Perhutani. Kami berharap hasil riset ini menghasilkan data ilmiah yang presisi sebagai dasar pengambilan keputusan pengelolaan hutan jati ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Kehutanan UGM, Hairi Cipta, menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan memperoleh informasi mengenai pengaruh waktu teresan (pengeringan alami pohon sebelum ditebang) terhadap sifat fisik dan mekanik kayu JPP pada umur 20 dan 25 tahun. “Untuk mendapatkan data akurat terkait kualitas kayu, kami akan melakukan uji laboratorium di UGM. Hasil pengujian nantinya akan kami sampaikan kepada Perhutani sebagai dasar ilmiah pengelolaan kayu JPP,” terangnya.
Peneliti Perhutani Forestry Institute (PeFI), Aris Wibowo, menambahkan bahwa PeFI ditugaskan melakukan rangkaian penelitian teresan dan penjarangan JPP dengan fokus pada metode sidik cepat. “Kami melakukan uji pilodin untuk mengukur tingkat kekerasan kayu dan kadar air pada pohon yang di-teres selama 3 bulan hingga 6 bulan. Kadar air yang lebih rendah akan meminimalkan risiko kerusakan saat penebangan,” jelas Aris.
Selain itu, PeFI juga bekerja sama dengan Industri Kayu Cepu untuk uji kemanfaatan industri. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan waktu daur yang paling tepat bagi kayu JPP sehingga mampu menghasilkan kualitas optimal sesuai kebutuhan industri dan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). (Kom-PHT/NGW/Put)
Editor:Lra
Copyright©2025