PADANGAN, PERHUTANI (12/08/2024) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Padangan bersama PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Tanjung Awar-Awar melakukan survei potensi biomassa di wilayah KPH Padangan pada Senin (12/08). Survei ini merupakan langkah strategis dalam upaya transisi energi baru dan terbarukan (EBT) oleh PLN, yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi batubara sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Tanjung Awar-Awar berkomitmen untuk beralih ke EBT dengan mengurangi penggunaan batubara secara bertahap. Salah satu strategi yang diadopsi adalah co-firing, yaitu metode pembakaran dua jenis bahan bakar secara bersamaan. Pada PLTU yang biasanya menggunakan batubara, co-firing dilakukan dengan menambahkan biomassa, seperti yang terbuat dari tanaman Gliricidia.
Kepala KPH Padangan, Achmad Hidayat, menyampaikan bahwa pemanfaatan biomassa sebagai bahan baku energi alternatif adalah solusi untuk mendukung ketahanan energi nasional. “Luas tanaman biomassa di KPH Padangan saat ini mencapai 3.166,69 hektar, yang merupakan hasil penanaman pada tahun 2019 hingga 2023,” ungkapnya.
Assistant Manager Niaga & Bahan Bakar PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Tanjung Awar-Awar, Muhammad Ihsan, menjelaskan bahwa tujuan survei ini adalah untuk mengumpulkan data mengenai potensi biomassa di wilayah Perhutani KPH Padangan. Proyek ini juga merupakan bagian dari sinergi BUMN dalam transisi menuju energi terbarukan. “Penggunaan serbuk kayu sebagai biomassa mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan dan memenuhi komitmen penurunan emisi karbon,” jelas Ihsan.
Hasil survei ini diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi co-firing, yang diharapkan membawa dampak positif bagi diversifikasi energi dan perlindungan lingkungan. (Kom-PHT/Pdg/SA)
Editor:Lra
Copyright©2024