PASURUAN, PERHUTANI (29/07/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus mendorong penguatan sektor pertanian dan pariwisata berbasis masyarakat, Salah satunya dengan langkah penanaman bibit kopi baru, di lokasi kawasan hutan petak 9e Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kemloko Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pacet KPH Pasuruan, Dusun Slepi, Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto pada Minggu (27/07/2025)
Hadir dalam kegiatan itu Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra dan Wakil Bupati Muhammad Rizal Octavian, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur dari Fraksi Gerindra Hidayat, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Kecamatan Trawas, juga dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Margo Mulyo yang ada kawasan Hutan Trawas.
Administratur KPH Pasuruan Ivan Cahyo Susanto dalam sambutannya mengatakan, Kami ingin kopi Ketapanrame menjadi kebanggaan Pruduk unggulan LMDH Margo Mulyo Desa Ketapanrame, Bukan hanya dikenal secara nasional, tapi juga mampu bersaing di pasar internasional, Desa Ketapanrame sebagai kawasan dengan potensi lingkungan dan geografis luar biasa, Letaknya yang berada di dataran tinggi dengan hawa sejuk dan pemandangan alam yang memikat, dinilai sangat mendukung pengembangan wisata terpadu berbasis pertanian dan pemberdayaan warga.
“Kami dari Perhutani KPH Pasuruan akan selalu mendukung langkah-langkah positif dan inovatif selama itu bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar hutan, dan juga Bibit kopi ini bukan sekadar tanaman, Ia adalah harapan kita semua yang menggantungkan hidupnya disana, Akarnya mencegah longsor, daunnya menyaring udara, dan bijinya memberi kehidupan sehingga itu bisa menjadi amalan untuk kita semua,” ungkapnya.
Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra yang akrap disapa ”Gus Barra” Menyampaikan, pengembangan kawasan ini tak lepas dari keberhasilan program agrowisata sebelumnya di Ganjaran dan Sumber Gempong, yang kini menjadi rujukan pemberdayaan masyarakat berbasis desa wisata, Ia berharap skema serupa bisa berkembang di Bendil dan Dusun Slepi.
“Kami ucapkan terimakasih kepada Perhutani KPH Pasuruan yang telah memberikan ijin pengelolaan hutan kepada warga masyarakat Desa Ketapanrame, menurut catatan dari Pak Kepala Desa warganya sudah mengelola lahan Perhutani seluas 104 hektare untuk budidaya kopi, tidak hanya menanam mereka juga turut melestarikan dan menjaga hutan karena nantinya bisa diwariskan untuk anak cucu kita, Potensi kawasan Bendil ini tidak berhenti pada budidaya tanaman kopi saja, Landscape alamnya yang hijau dan terasering kopi yang mulai tumbuh digadang-gadang menjadi daya tarik wisata baru di daerah trawas, alam dan budaya lokal diyakini bisa menjadi magnet bagi wisatawan yang mencari pengalaman berbeda” ungkapnya. (Kom-PHT/Psu/Fas)
Editor:Lra
Copyright©2025