PROBOLINGGO, PERHUTANI (20/12/2024) | Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo menggelar kegiatan Edukasi dan Sosialisasi terkait pengelolaan tanaman di kawasan hutan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong sinergi antara pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Acara yang berlangsung serius tapi santai berlangsung di petak 10D, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sukapura, pada Kamis (19/12).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Sukapura Suwondo, Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Sukapura Suwito, Ketua LMDH Mekar Jaya Sukamto dan pengurus dan sejumlah penggarap lahan tumpang sari dari Desa Lumbang, Kecamatan Lumbang Kabupaten Probolinggo. Dalam sesi ini, LMDH Mekar Jaya dan para penggarap diberikan pemahaman mengenai jenis tanaman yang cocok untuk ditanam di area hutan, teknik budidaya yang ramah lingkungan, serta tata cara menjaga keseimbangan ekosistem.

Administratur/KKPH Probolinggo Aki Leander Lumme, melalui Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Sukapura Suwondo, menjelaskan bahwa sosialisasi ini merupakan bagian dari program kelola sosial yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara Perhutani dan masyarakat sekitar hutan. “Kami ingin memastikan bahwa pola tumpang sari yang dilakukan oleh para penggarap tidak hanya meningkatkan hasil produksi pertanian, tetapi juga menjaga kelestarian fungsi hutan”, tuturnya.

Salah satu poin penting yang disampaikan adalah pemilihan jenis tanaman Agroforestry yang tidak merusak ekosistem hutan, seperti kentang, kacang-kacangan dan tanaman hortikultura lainnya. Para penggarap juga diajarkan metode pertanian berkelanjutan yang melibatkan penggunaan pupuk organik dan teknik rotasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah.

Para penggarap menyambut baik kegiatan ini. Ketua LMDH Mekar Jaya Sukamto, menyatakan bahwa materi yang disampaikan sangat bermanfaat untuk meningkatkan hasil panen mereka tanpa merusak lingkungan.

“Dengan ilmu yang kami dapatkan, kami bisa lebih bijak dalam mengelola lahan tanpa merusak hutan”, ujarnya.

Perhutani Probolinggo berharap bahwa melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi ini, penggarap tumpang sari dapat menjadi mitra strategis dalam menjaga keberlanjutan hutan sekaligus meningkatkan taraf hidup mereka. Program ini juga menjadi bukti nyata komitmen Perhutani dalam mengedepankan pendekatan kolaboratif demi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. (KOM-PHT/Pbo/Tan)

Editor:Lra
Copyright©2024