RRI.CO.ID (01/08/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi terus meningktakan mutu produksi kayu guna mendukung pendapatan perusahaan. Langkah ini dilakukan melalui pembinaan teknis bagi mandor tebang, tenaga chainsaw, dan tenaga muat bongkar di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Anggil-Anggil, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tumpuk, Rabu (30/7/2025).

Pembinaan tersebut difokuskan pada pemahaman teknis dan administratif. Hal itu mencakup pembagian batang, penerapan prinsip Penatausahaan Hasil Hutan (PUHH), serta tata cara penanganan dan pengangkutan kayu hasil tebangan.

“Kualitas tebangan sangat menentukan nilai jual kayu. Kami dorong para mandor dan tenaga lapangan memahami pentingnya klasifikasi batang, teknik pemotongan yang tepat, serta penatausahaan sesuai prosedur,” ungkap Administratur KPH Purwodadi melalui Penguji Tingkat I, Suhariyoto.

Selain pembinaan, KPH Purwodadi juga menerapkan aplikasi digital SIMONPAYU (Sistem Informasi Monitoring Kayu) yang memudahkan pencatatan dan pelaporan hasil tebangan secara real-time. Aplikasi inovasi internal yang meraih Juara 2 Perhutani Innovation Award 2024 ini membantu mengurangi kesalahan pencatatan manual serta mempercepat proses pelaporan.

Mandor tebang, Siswanto menyatakan kegiatan ini membuka wawasan baru terkait pentingnya kualitas kayu. “Dulu kami lebih fokus pada jumlah tebangan, tapi sekarang paham soal teknik potong dan mutu batang, SIMONPAYU juga membantu laporan harian lebih cepat,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh tenaga chainsaw, Kusno yang menilai pemahaman teknik potong tepat akan membantu menjaga kayu tetap panjang dan bernilai jual lebih tinggi. “Kalau kayunya panjang dan utuh, otomatis harganya lebih tinggi,” ungkapnya.

Sumber : rri.co.id