MANTINGAN, PERHUTANI (12/08/2021) | Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan menyiapkan pengembangan tanaman biomassa sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Gamal (Gliricidia) telah ditanam di KPH Mantingan sejak tahun 2019 dan saat ini tersebar di 6 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) yaitu Sudo, Demaan, Medang, Kebon, Ngiri dan Kalinanas.

Administratur KPH Mantingan, Marsaid melalui Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Sudartomo, Selasa (10/08) mengatakan bahwa tanaman Biomassa saat ini menjadi tanaman jangka pendek Perhutani.

“Karena kayu jati dan rimba lainnya baru bisa dipanen setelah berumur 50 bahkan sampai 100 tahun, maka Perhutani mencari peluang lain di bidang tanaman yang bisa dipanen dalam waktu 5 tahunan yang juga dapat digunakan sebagai penganti bahan bakar ramah lingkungan, yaitu jenis Gamal,“ terang dia.

Saat ini luas tanaman  Gamal yang ada di KPH Mantingan tahun 2019 ada sekitar 1814,29 hektar, tahun 2020 375,86 ha dan tahun 2021 311,98 hektar. Tanaman tersebut saat ini tinginya sudah mencapai 2 meter lebih dengan pencabangan yang cukup rapat. Hal ini dapat memberi nilai tambah dalam penjualan Gamal.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) KPH Mantingan, Parlan ketika dihubungi via telepon menyambut gembira dengan adanya rencana pendirian Pabrik Biomassa pengolahan bahan bakar terbarukan di Desa Landoh.

“Dengan adanya tanaman pengganti bahan bakar ramah lingkungan akan membantu para pesanggem dan LMDH untuk menghidupkan organisasinya,” ujarnya.

Lebih lanjut Parlan memberikan apresiasi kepada Perhutani yang masih tetap memberikan penguatan kepada LMDH baik lewat media online maupun radio dalam acara gending-gending tayub untuk penguatan LMDH dalam pengembangan tanaman biomassa. (Kom-PHT/Mnt/Sgt)

Editor : Ywn
Copyright©2021