KEDU UTARA, PERHUTANI (06/07/2023) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara bersama sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara menggenjot produksi kopi rakyat di Jawa Tengah, Rabu (05/07)

Kepala Divisi Multi Usaha Kehutanan Perum Perhutani, Erik Alberto mengatakan bahwa sekitar tiga ribu hektare tanaman kopi di lahan KPH Kedu Utara dikelola oleh masyarakat di Kabupaten Temanggung.

“Hasil identifikasi dari hutan yang dikelola Perhutani, sebagian ada tanaman kopi yang dikelola oleh petani,” jelasnya. Ia menuturkan bahwa budidaya kopi di Jawa Tengah tidak lepas dari peran serta pengelolaan lahan Perhutani oleh masyarakat sekitar hutan dengan produktivitas 250 kilogram green bean per hektare per tahun.

“Produktivitas tersebut masih rendah dan perlu ditingkatkan untuk memberikan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat,” lanjutnya.

Kawasan hutan Kabupaten Temanggung yang masuk wilayah KPH Kedu Utara merupakan salah satu KPH dengan lahan tanaman kopi terluas di Divisi Regional Jawa Tengah.

Usai sosialisasi aplikasi pemupukan dan petik kopi hutan bersama petani binaan program Makmur Kopi PMO Kopi Nusantara Wilayah Jawa Tengah tahun 2023 di petak 17 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Candiroto, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Candiroto, Kabupaten Temanggung, Erik menuturkan bahwa Perum Perhutani sebagai salah satu BUMN yang tergabung dalam PMO Kopi Nusantara tahun ini akan melakukan perluasan implementasi dari Jawa Timur dan Jawa Barat, kemudian masuk ke Jawa Tengah. Dari sekitar tiga ribu hektare, ada dua ribu hektare yang masuk ke dalam PMO Kopi Nusantara.

“Harapannya 2/3 hektare yang masuk program tersebut nantinya produktivitasnya bisa lebih baik,” imbuhnya. Ia menyampaikan bahwa kopi Perhutani di bawah naungan ini adalah tantangan tersendiri agar produksinya bisa terus meningkat.

Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro mengatakan bahwa setelah melakukan pendampingan di berbagai lokasi di Indonesia, seperti Lampung, Sumatera Utara, Jawa Timur, Jawa Barat dan Aceh, kini dilakukan di Jawa Tengah. PMO Kopi Nusantara yang diinisiasi langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir dimulai  dari sentra-sentra produsen kopi yang ada di Indonesia dan sudah berjalan sekitar dua tahun.

“Setelah kita evaluasi, ternyata hasilnya diapresiasi oleh para stakeholders dan oleh petaninya sendiri. Tahun ini kami lakukan di Jawa Tengah, khususnya di area Temanggung dan Wonosobo yang merupakan daerah potensial penghasil kopi yang cukup bagus,” pungkasnya.

Ia menyebutkan bahwa peningkatan produktivitas kopi rakyat saat ini menjadi upaya utama yang sedang diusahakan oleh seluruh stakeholders. Kopi rakyat berhasil menyumbang 96% dari produksi nasional bisa terus meningkat dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik bagi petani. Upaya meningkatkan produktivitas tidak akan berhasil kalau kondisi produkuktivitas petani kopi tidak diperbaiki karena korporasi hanya mampu berkontribusi sekitar empat persen.

Pendampingan teknis dimulai dengan penyediaan akses terhadap pupuk yang difasilitasi oleh Pupuk Kalimantan Timur. Petani melalui kelompok tani atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) bisa mendapatkan harga distributor yang lebih rendah dari harga pupuk di pasar. Pupuk Kalimantan Timur juga akan memberikan rekomendasi pemupukan sesuai dengan kondisi unsur hara tanah melalui proses uji laboratorium.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), lembaga penelitian kopi tertua di Indonesia yang telah memiliki pengalaman selama ratusan tahun dalam ekosistem bisnis kopi, juga akan melakukan pendampingan dari sisi budidaya. Pendampingan budidaya dilakukan mengacu pada prinsip Good Agricultural Practices (GAP) yang sesuai dengan standar internasional.

Selain memberikan pendampingan pemupukan dan budidaya, akses terhadap literasi keuangan juga disediakan oleh Bank Negara Indonesia (BNI) dengan beberapa skema pembiayaan yang tersedia. Pembiayaan bisa digunakan untuk budidaya maupun pengolahan pascapanen sesuai dengan kebutuhan petani di lapangan. Pengajuan pembiayaan bisa dilakukan melalui Agen 46 yang tersebar di setiap desa. Kemudian, BNI juga akan melakukan pendampingan business matching agar kopi rakyat dapat go global melalui program Xpora.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Temanggung, Heri Ibnu Wibowo menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang diprakarsai oleh BUMN yang sebenarnya sudah dinanti-nantikan sejak lama ini.

“Harapan ke depan tidak hanya di sektor kopi saja, tetapi juga potensi-potensi lain yang perlu dikembangkan di Kabupaten Temanggung, di mana kami masih membutuhkan bantuan dari pusat, khususnya dari BUMN,” tuturnya.

Menurutnya, kopi Temanggung mempunyai cita rasa tersendiri dan sudah memenangkan beberapa festival di luar negeri. Oleh karena itu, sekarang kopi menjadi andalan Kabupaten Temanggung yang harus kita pertahankan dan dirawat dengan sungguh-sungguh,” katanya. (Kom-PHT/Kdu/Eko)

Editor: Isa

Copyright © 2023