TASIKMALAYA, PERHUTANI (30/06/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya bersama warga Desa Sukapura melaksanakan kegiatan penanaman pohon sebagai upaya menyemai optimisme baru untuk masa depan yang lebih hijau. Di lereng Bukit Panyangraian, Pada Kamis (26/06).
Sebanyak 50 bibit pohon ditanam dalam kegiatan ini. Bukan sembarang pohon, melainkan jenis yang telah dikaji memiliki nilai ekologis tinggi serta manfaat ekonomi jangka panjang. Trembesi dan alpukat dipilih sebagai simbol keseimbangan antara kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
“Ini bukan hanya kegiatan rutin. Kita tanam harapan, kita bangun kesadaran. Dari satu pohon, kita jaga masa depan,” ujar Dadan Ginanjar, Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya.
Pohon trembesi dipilih karena kemampuannya dalam menyerap emisi karbon dan menciptakan mikroklimat yang lebih sejuk. Daunnya yang rimbun berfungsi sebagai kanopi alami, sementara akarnya membantu mencegah longsor dan memperkuat struktur tanah. Di sisi lain, pohon alpukat tidak hanya memperkuat lereng, tetapi juga memiliki nilai ekonomi melalui hasil buah yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar.
Kegiatan penanaman ini melibatkan berbagai unsur, antara lain Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), pemuda sukarelawan, tokoh masyarakat, perangkat desa, dan masyarakat umum. Suasana gotong royong dan semangat cinta lingkungan mewarnai seluruh proses penanaman.
“Penghijauan ini adalah investasi jangka panjang. Kami berharap pohon-pohon ini bukan hanya tumbuh, tetapi juga dirawat dengan sepenuh hati oleh generasi muda desa kami,” ujar Drs. Dely Sadely EN, Kepala Desa Sukapura.
Bukit Panyangraian sendiri berada dalam areal kerja RPH Sukaraja BKPH Singaparna. Kawasan berbukit dengan potensi risiko longsor ini dinilai sangat tepat direhabilitasi dengan pendekatan vegetatif.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Perhutani KPH Tasikmalaya dalam mendukung program pemulihan lingkungan hidup serta memperkuat peran masyarakat desa hutan dalam menjaga ekosistem.
Perhutani meyakini bahwa membangun hutan berarti membangun kehidupan. Dan di Bukit Panyangraian, 50 bibit pertama menjadi saksi awal perjalanan panjang penghijauan berkelanjutan di Tasikmalaya. (Kom-PHT/Tsm/Irbas)
Editor: EM
Copyright © 2025