TASIKMALAYA, PERHUTANI (16/07/2025) | Wisata alam Curug Ciaparay di kawasan hutan lindung Perum Perhutani KPH Tasikmalaya, tepatnya di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Singaparna, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Lewisari, memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Meski berada di Desa Parentas, pengelolaannya dilakukan kolaboratif bersama Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang.

Kunjungan lapangan Perum Perhutani KPH Tasikmalaya bersama mitra desa pada Kamis (10/07) digelar untuk monitoring dan evaluasi perkembangan kawasan wisata berbasis kemitraan sekaligus berdialog dengan pelaku usaha setempat.

Sejak dikelola resmi melalui kemitraan, geliat ekonomi lokal meningkat. Salah satunya Mansyur, warga Desa Cidugaleun, yang mengelola Ciaparay Galunggung Coffee di jalur utama menuju air terjun. “Dulu sepi, sekarang makin ramai. Banyak yang datang ngopi sambil menikmati curug,” ujarnya. Omzet kedai kopi kini mencapai Rp4–5 juta per bulan.

Selain warung kopi, tumbuh pula usaha mikro lain seperti warung makan, jasa pemandu lokal, dan penyewaan alat wisata. Produk lokal seperti kopi, makanan ringan, dan kerajinan kini lebih dikenal pengunjung dari luar daerah. Kolaborasi desa menciptakan pembagian peran jelas mulai dari zona usaha, kebersihan, hingga keamanan, dengan semangat gotong royong sebagai pondasi pengelolaan ekowisata.

Administratur/KKPH Tasikmalaya melalui Salim, Kepala Sub Seksi Hukum, Kepatuhan, Agraria, dan Komunikasi Perusahaan Perhutani KPH Tasikmalaya, mengapresiasi partisipasi aktif masyarakat. “Curug Ciaparay menjadi bukti bahwa hutan dapat memberikan manfaat ekonomi tanpa mengabaikan kelestarian,” ujarnya.

Perhutani berkomitmen terus mendorong penguatan kelembagaan desa dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan wisata berbasis hutan, sebagai kunci konservasi produktif dan berkelanjutan. (Kom-PHT/Tsm/Irbas)

Editor:EM
Copyright©2025