KEDU UTARA, PERHUTANI (03/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara menerima kunjungan studi banding dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di kawasan wisata pendakian Gunung Kembang via Blembem. Rombongan diterima langsung oleh Administratur Perhutani KPH Kedu Utara di kawasan pendakian yang masuk wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Anggringgondok, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wonosobo, Selasa (02/12).

Kunjungan studi banding ini bertujuan untuk melakukan pembelajaran bersama terkait pengelolaan sampah di kawasan wisata pendakian Gunung Kembang. Pengelolaan sampah menjadi salah satu fokus utama dalam upaya menjaga kelestarian kawasan hutan sekaligus meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pengunjung yang melakukan aktivitas pendakian.

Dalam penyambutan rombongan, Administratur Perhutani KPH Kedu Utara, Andrie Syailendra, menyampaikan apresiasi atas kunjungan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Menurutnya, studi banding ini menjadi momentum yang baik untuk saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam pengelolaan kawasan wisata alam.

“Perhutani menyambut baik kunjungan studi banding ini sebagai ajang tukar pengalaman dalam pengelolaan wisata pendakian. Pengelolaan sampah menjadi tantangan bersama di semua kawasan wisata alam, sehingga diperlukan komitmen, sistem, dan peran aktif semua pihak,” ujar Andrie Syailendra.

Ia menjelaskan bahwa di jalur pendakian Gunung Kembang via Blembem, Perhutani bersama pengelola basecamp dan masyarakat setempat telah menerapkan sejumlah langkah dalam pengelolaan sampah, di antaranya melalui edukasi kepada pendaki, penerapan sistem bawa turun kembali sampah, serta pengawasan oleh petugas lapangan dan pengelola basecamp.

Selain itu, pengelolaan pendakian Gunung Kembang juga melibatkan masyarakat melalui sistem kemitraan. Pola kemitraan ini dinilai tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki terhadap kawasan sehingga kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kelestarian hutan semakin kuat.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Arief Mahmud, menyampaikan bahwa kunjungan studi banding ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas pengelolaan wisata alam di wilayah taman nasional. Ia menilai pengelolaan pendakian Gunung Kembang, khususnya dalam pengendalian sampah, memiliki sejumlah praktik baik yang dapat menjadi referensi untuk diterapkan di kawasan lain.

“Kami ingin belajar langsung bagaimana pengelolaan sampah di jalur pendakian Gunung Kembang dilakukan, mulai dari sistem edukasi kepada pendaki, pengawasan di lapangan, hingga peran masyarakat. Hal-hal positif ini tentu bisa kami adaptasi sesuai dengan karakteristik wilayah kami,” ungkapnya.

Dalam rangkaian kegiatan studi banding tersebut, rombongan diajak meninjau langsung jalur pendakian, area basecamp, dan mengikuti diskusi teknis untuk membahas tantangan, solusi, serta inovasi yang dapat dikembangkan bersama dalam pengelolaan wisata pendakian yang ramah lingkungan.

Melalui kegiatan ini, Perhutani berharap terjalin sinergi yang semakin kuat dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam upaya menjaga kelestarian kawasan hutan dan taman nasional. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman diharapkan mampu mendorong pengelolaan wisata alam yang lebih bersih, aman, dan berkelanjutan, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar tanpa mengabaikan aspek konservasi. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)

Editor: Tri
Copyright © 2025