REPUBLIKA.CO.ID (18/06/2023) | Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansyuri, mengapresiasi inovasi Perhutani melalui aplikasi social partnership SocioForest. Pahala mengatakan terobosan Perhutani ini akan memperkuat digitalisasi perusahaan, dalam hal kerja sama pengelolaan lahan hutan dengan masyarakat sekitar hutan.

“SocioForest merupakan program platform kemitraan sosial antar-BUMN dalam ekosistem agroforestry,” ujar Pahala dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (18/6/2023).

Pahala mengatakan SocioForest merupakan program pilot dalam kemitraan social agroforestry. Perhutani, menurut Pahala, mempunyai amanah untuk menjaga hutan, dan merangkul masyarakat dalam mengelola dan menjaga hutan bersama.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, mengatakan SocioForest merupakan langkah nyata Perhutanan Sosial yang lebih modern sesuai perkembangan zaman. “Hal ini merupakan Langkah tindak lanjut Perhutani dalam mengimplementasikan PP 23 tahun 2021 tentang Perhutanan Sosial. SocioForest harus dikembangkan lebih luas,” ujar Alue.

Aplikasi SocioForest sendiri resmi diluncurkan di Kampung Kopi Kluncing, Sukosari, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, pada Jumat (16/6/2023).

Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro menjelaskan peluncuran aplikasi SocioForest merupakan langkah Perhutani untuk mengelola hutan secara berkelanjutan bersama masyarakat dan pemangku kepentingan di era digitalisasi. Wahtu menyampaikan SocioForest merupakan salah satu proyek strategis Perhutani pada 2023.

“Kami sudah luncurkan dan terus kembangkan lebih luas lagi, agar masyarakat lebih mudah dalam pengelolaan hutan bersama Perhutani, dan transparan. Ini sesuai arahan dari Kementerian BUMN,” ujar Wahyu.

Wahyu menjelaskan, aplikasi SocioForest merupakan salah satu inisiatif strategis Perum Perhutani yang bertujuan untuk menjawab tantangan zaman dengan terus berinovasi di bidang digitalisasi. SocioForest bertujuan sebagai upaya perbaikan ekosistem kerja sama pengelolaan hutan dari sinergi bisnis, yang lebih transparan bersama masyarakat berbasis mobile app.

“Saat ini, SocioForest telah diaplikasikan pada 14 dari 57 KPH Perhutani sebagai tahap awal,” lanjut Wahyu.

Wahyu mengatakan komoditas yang menjadi fokus agroforestry juga beragam, mulai dari Kopi, Padi, Jagung, Rotan, Singkong, dan Tebu. Wahyu menyampaikan pelaksanaan dan pengembangan SocioForest juga menggandeng BUMN lainnya seperti PT Perkebunan Nusantara Holding, Perum Bulog, ID Food, dan Pupuk Indonesia. Perhutani, ucap Wahyu, juga membuat Heads of Agreement (HoA) bersama empat BUMN sebagai sinergi dalam platform kemitraan sosial.

“Nantinya, semua BUMN yang terlibat dalam HoA sinergi platform kemitraan sosial ini bertugas dengan perannya masing-masing, mulai dari penyedia bibit tanaman dan pupuk, hingga menjadi pembeli (offtaker) hasil panen petani,” kata Wahyu.

 

Sumber : republika.co.id