CEPU, PERHUTANI (26/08/2025) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu bersama Perhutani Forestry Institute (PeFI) menerima kunjungan Board of Advisory Perhutani, Moh. Naiem, dalam rangka diskusi pemuliaan tanaman jati, Selasa (26/08).

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai forum kunjungan sekaligus diskusi mengenai pemuliaan tanaman jati serta upaya mempertahankan genetik bibit unggul Jati Plus Perhutani (JPP). Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Departemen Riset dan Inovasi PeFI, Board of Advisory PeFI Prof. Naiem, Administratur KPH Cepu, beserta jajaran Perhutani KPH Cepu.

Kepala Departemen Riset dan Inovasi PeFI, Chorirotun Nur Ulifah, menyampaikan bahwa sejak tahun 1972 Perhutani telah mendirikan institusi pendidikan dan penelitian yaitu Pusdikbang Madiun serta Puslitbang Cepu, yang terus berperan dalam meningkatkan kapabilitas SDM dan menghasilkan penelitian sebagai dasar kebijakan manajemen perusahaan.

Sementara itu, Board of Advisory PeFI, Moh. Naiem, menjelaskan program pemuliaan pohon jati dimulai sejak tahun 1981 melalui eksplorasi 600 pohon plus jati dari berbagai ras lahan di Indonesia, baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Pohon-pohon unggul tersebut memiliki karakter batang lurus dari pangkal hingga ujung sehingga menghasilkan volume kayu lebih besar.

Lebih lanjut, sejak tahun 1997 telah dilakukan pembangunan plot uji keturunan half-sib (1997–2003), uji klon (1998–2008), kebun pangkas, serta kebun benih semai dan benih klon. Pembangunan kebun pangkas dan perhutanan klon secara masif bertujuan menghasilkan pertumbuhan jati yang seragam dengan produksi kayu tinggi. “Hasil koleksi pohon plus jati tersebut kemudian kami uji keturunan dan multi lokasi untuk menguji performa setiap pohon plus terseleksi dari berbagai wilayah Perum Perhutani di Jawa,” ungkap Prof. Naiem.

Administratur KPH Cepu, Mustopo menambahkan bahwa dahulu hasil penebangan pohon jati biasa pada akhir daur dengan rata-rata umur 40 tahun hanya mencapai 68,7 meter kubik per hektar. Namun setelah adanya penemuan klon jati unggul atau Jati Plus Perhutani (JPP) I dan II, produktivitas meningkat signifikan. Penebangan JPP berumur 14 tahun dengan diameter 21 cm dapat mencapai volume 137 meter kubik per hektar.

Capaian peningkatan produktivitas ini sejalan dengan harapan bisnis Perhutani. Hingga saat ini, Perum Perhutani telah menanam jati unggul hasil pemuliaan seluas 483.720,7 hektar dari total 1,2 juta hektar kelas perusahaan jati. Kebun pangkas jati unggul juga tersebar di 25 KPH dengan 350.000 indukan yang mampu memproduksi sekitar 35 juta bibit per tahun.

“Sebagai salah satu upaya peningkatan bisnis perusahaan, diperlukan penguatan produktivitas melalui riset pemuliaan pohon dan pengembangan tanaman,” pungkas Mustopo. (Kom-PHT/Cpu/Pai)

Editor: Tri

Copyright © 2025