SOLOPOS.COM (21/10/2022) | Perum Perhutani menetapkan wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH Jombang), Jawa Timur (Jatim), sebagai salah satu pilot project program Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) pada 2021.

Wilayah KPH Jombang yang digunakan untuk program ATM seluas 387 hektare. Selang setahun berjalan, program ATM di KPH Jombang telah berhasil memberikan kontribusi pendapatan untuk negara sebesar Rp15 miliar.

Pendapatan itu didapatkan dari hasil panen tebu dalam satu masa tanam 2021/2022.

Administratur KPH Jombang, Mukhlisin, saat berbincang dengan Tim Ekspedisi Pangan 2022 Solopos Media Group (SMG), Kamis (20/10/2022) sore, menjelaskan program ATM tersebut merupakan salah satu dari sembilan program strategis dari Perum Perhutani.

Program itu merupakan upaya mengoptimalisasikan lahan kawasan hutan yang awalnya tidak produktif agar menjadi produktif.

Tujuan atau target akhir dari program tersebut mendorong terwujudnya swasembada pangan nasional dari komoditas gula.

Di KPH Jombang, lahan hutan yang digunakan untuk program ATM berada di wilayah Kabupaten Jombang dan Nganjuk.

“Tahun ini tebu yang kita tebang untuk bahan baku tebu yang dikirim ke pabrik gula 347 hektare. Sisanya kami pakai untuk benih,” ujar dia.

Penggunaan sebagian tanaman untuk pembenihan menurut Mukhlisin lantaran program itu terus berlanjut tahun ini.

Sejak ditetapkan sebagai pilot project ATM tahun lalu, saat ini baru sekali dilakukan panen tebu. Hal itu karena masa tumbuh tanaman itu selama sembilan sampai 11 bulan.

Mukhlisin melihat program ATM di KPH Jombang sangat potensial dilihat dari kontribusi pendapatan yang diperoleh. Belum lagi kontribusi produksi tebu.

Tapi karena dilakukan di kawasan hutan, dia mengatakan, ada aspek-aspek ekologi yang harus dijaga dalam penerapan program ATM.

Seperti ketentuan penggunaan lahan untuk ATM, di mana dari satu petak lahan, 51 persennya harus dipakai untuk tanaman hutan.

Artinya 49 persen dari satu petak lahan hutan yang boleh ditanami tebu.

“Luas satu petak lahan variatif, karena satuan blok itu. Sesuai aturan, di satu petak it maksimal yang bisa dipakai untuk ATM 49 persen. Yang 51 persen sebagai fungsi tanaman hutan,” urainya.

Dari pengalaman setahun menjalankan program ATM, Mukhlisin menjelaskan, rata-rata produksi per satu hektare lahan mencapai 70 ton.

”Dari total 387 hektare lahan ATM di KPH Jombang, mampu menghasilkan bahan baku tebu sekitar 23.000 ton,” terang dia.

Sumber : solopos.com

Tanggal : 21 Oktober 2022