RADARCIREBON.COM, KUNINGAN (11/7/2016) | BUKIT Panembongan ini memiliki kelebihan tersendiri, Anda bisa menikmati dengan santai keindahan alam Kuningan dari berbagai arah yang berbeda. Dengan keadan hutan yang masih terawat dan dekat dengan mata air, wisata alam ini menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Sejak diresmikan oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan beberapa bulan lalu, jumlah pengunjung objek wisata Bukit Panembongan terus meningkat pesat. Puncaknya pada saat libur lebaran lalu, pengunjung yang datang mencapai 1.000 orang per hari. Mereka yang datang bukan hanya warga Kuningan tapi juga dari luar kota. Bahkan, juga banyak perantau dan wisatawan asing yang datang.

“Sejak hari pertama lebaran hingga H+2 lebaran pengunjung yang datang terus meningkat. Apabila dirata-ratakan sekitar 1.000 orang per hari,” ucap Asper BKPH Garawangi Asep Abdul Hay kepada Radar Kuningan, kemarin (8/7).

Ia menerangkan, mayoritas pengunjung yang datang karena terpesona akan keindahan alam yang terlihat dari bukit. Objek wisata ini bukan hanya menawarkan pemandangan alami tapi juga murah karena dengan uang Rp7.500 pengunjung sudah bisa masuk. Mereka bebas membawa makanan meski disediakan warung-warung oleh Perhutani.

Meski masih minim fasiltas, tapi para pengunjung sudah terlihat puas. Namun, hal ini tetap menjadi pekerjaan rumah agar pengunjung merasa nyaman. “Dengan adanya objek wisata ini banyak positif yang dirasakan warga yakni tingkat ekonomi meningkat. Kemudian, ada pemasukan ke kas desa,” jelas Asep.

Dijelaskan Dia, yang menjadi andalan Bukit Panembongan adalah menara. Dengan menara ini pengunjung bisa merasakan betapa indahnya pemandangan yang dimiliki Kuningan. Sedikitnya ada tiga menara yang disediakan perhutani yakni menara guluduk dan menara lebay. Disebut menara guluduk karena ketika dibangun menara tedengar suara petir. Sedangkan menara lebay karena jalannya berbulak belok sehingga disebut lebay.

Untuk menara yang satunya belum diberi nama karena fungsinya belum seperti yang dua banyak digunakan. Meski terbuat dari bambu namun untuk pengamanannya diperhatikan. Untuk ketinggian menara sendiri lebih dari 7 meter. “Bagi yang ingin foto selfie di menara pengunjung harus bayar. Dengan tarif Rp1000. Dana dari penghasilan ini dikelola oleh para pemuda,” jelasnya.

Dari pantauan Radar Kuningan, yang menjadi kendala ke Bukit Panembungan adalah akses jalan yang sempit. Cukup sulit untuk memperlebar jalan karena memang kiri kanan jurang dan juga permukiman warga. “Saya mengetahui dari media sosial dan ketika pulang diajak saudara. Ternyata memang indah. Saya merasakan kedamaian uang sangat luar biasa,” jelas Sri Mulyani warga Kota Bekasi namun ayahnya berasal dari Kuningaan. (mus)

Tanggal : 11 Juli 2016
Sumber : radarcirebon.com