PT Semen Gresik berencana akan terus membina usaha kecil dan menengah (UKM) hingga bisa terus berkembang maju. Dengan 10.000 UKM binaan di berbagai daerah, Semen Gresik berusaha mendorong pengembangan UKM yang salah satunya dengan memberikan penghargaan (award) secara rutin bertajuk UKM Award.

Menurut Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto, seluruh UKM binaan yang kini memiliki omzet hingga Rp 700 miliar per tahun ini ikut berperan membantu menekan angka pengangguran karena sudah menyerap hingga 20.000 tenaga kerja. “Kami selenggarakan UKM Award agar daya saing UKM makin terdongkrak dan ikut membantu meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi,” ujarnya di sela acara pemberian UKM Award di Surabaya, Rabu (25/1).

Dari 10.000 unit UKM binaan tersebut, terbanyak berada di Tuban 4.500 UKM binaan dan di Gresik ada 3.000 UKM binaan. Semen Gresik sendiri memiliki kepentingan di 2 wilayah yang menjadi lokasi pabrik semen. Seleksi UKM Award juga diikuti oleh 21 UKM binaan BUMN lain di Jawa Timur. Dari 120 UKM yang tersaring, sebanyak 18 UKM dinyatakan lolos sebagai nominator. Antara UKM binaan FT PLN, PT Pelindo III, PTPN X, PTPN XI, PT Petrokimia Gresik, Perhutani, BRI, PN Garam, PT POS, PT SIER, PT PAL, Bank Mandiri, PT Telkom, Pertamina serta Sucofindo dipilih juara pertama hingga ketiga untuk enam kategori, mulai dari kategori lingkungan hingga kepatuhan membayar angsuran dan wirausaha.

Kategori penilaian dalam UKM Award meliputi kepatuhan pengelolaan keuangan, kepatuhan kewajiban angsuran dan kewirausaha an, kepedulian terhadap lingkungan, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan perdagangan dalam negeri dan ekspor serta wirausaha muda. Dewan juri yang melakukan penilaian, antara lain berasal dari perwakilan pemerintah, akademisi, media massa, dan kalangan pengusaha. Peraih UKM Award kali ini diraih oleh Family Food, UKM produsen makanan olahan ikan dari Driyorejo, Gresik.

“Penghargaan seperti ini bisa memicu UKM lain di Jawa Timur untuk terus tumbuh,” ujar Deputi Bidang Pengembangan dan Rekonstrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari pada acara tersebut. Menurut dia, sektor UKM masih menjadi penyangga perekonomian nasional. Memang di sisi lain sektor ini juga kerap tidak masuk dalam penghitungan produk domestik bruto (PDB). Atau dikategorikan dalam underground economy, sehingga keberadaannya sering dia baikan. Padahal kontribusi UKM terhadap perekonomian nasional tergolong besar. Apalagi jumlah UKM di Indonesia mencapai 53,7 juta unit, sehingga menjadi pemain penting dalam struktur perekonomian nasional. (Andira)

Suara Karya :: 26 Januari 2012, Hal.7