GUNDIH, PERHUTANI (29/07/2025) | Wisata alam Sendang Coyo yang terletak di Desa Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, terus menarik minat wisatawan. Mata air alami ini berada di kawasan hutan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih, tepatnya di petak 21 E Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Panunggalan, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Coyo.
Pengelolaan Sendang Coyo oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pesona Desa Mlowokarangtalun sejak tahun 2018 telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan kunjungan wisata. Hal ini disampaikan oleh salah satu pengurus BUMDes, Budi Setiawan.
“Sejak dikelola BUMDes, jumlah pengunjung meningkat. Jika sebelumnya hanya sekitar 20 orang per hari, kini bisa mencapai lebih dari 50 orang saat akhir pekan. Pada hari libur, jumlahnya bisa melonjak hingga 100 orang,” ujar Budi saat ditemui di lokasi, Minggu (27/07).
Menurutnya, pembenahan sarana dan prasarana dilakukan secara bertahap agar wisatawan merasa nyaman dan betah. Sejumlah fasilitas seperti kolam renang alami, gazebo, hingga ruang pertemuan telah direnovasi untuk menunjang kegiatan wisata edukatif maupun acara komunitas.
Selain memperkuat daya tarik alam, pengelola juga menjaga aspek budaya yang melekat pada Sendang Coyo. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menghidupkan kembali tradisi tahunan Grebeg Gunungan, yang digelar setiap Jumat Manis pada bulan Muharam berdasarkan penanggalan Jawa.
“Tradisi yang dulu hampir hilang kini dihidupkan kembali. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena memadukan wisata alam dengan unsur budaya yang khas,” tambah Budi.
Tak hanya itu, kawasan Sendang Coyo juga memiliki situs religi berupa makam yang diyakini sebagai makam seorang wali. Lokasi ini ramai dikunjungi peziarah pada waktu-waktu tertentu.
Wakil Administratur Perhutani KPH Gundih, Dwi Anggoro Kasih, menyampaikan bahwa berkembangnya wisata Sendang Coyo berdampak positif pada perekonomian masyarakat sekitar.
“Warga sekitar kini dapat memanfaatkan peluang dari sektor wisata, seperti membuka usaha kuliner, penyewaan wahana permainan, hingga layanan pemandu lokal,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Menurutnya, meskipun pengelolaan telah dikerjasamakan dengan BUMDes setempat, Perhutani tetap mendukung upaya pengembangan kawasan ini. Ia berharap ke depan BUMDes dapat menggandeng investor dan pemerintah daerah untuk menambah fasilitas wisata berbasis alam yang lebih menarik.
“Salah satu daya tarik utama Sendang Coyo adalah tradisi Grebeg Gunungan. Tradisi ini merupakan wujud kearifan lokal yang masih dilestarikan dan menjadi magnet bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara,” ungkapnya.
Kawasan Sendang Coyo dikelilingi hutan alami dengan pepohonan berusia ratusan tahun, menjadikannya tempat yang sejuk dan asri. Dwi menekankan pentingnya menjaga kelestarian hutan sekitar demi keberlangsungan mata air Sendang Coyo. “Mari kita jaga kawasan hutan di sekitar Sendang Coyo agar sumber mata air tetap lestari dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang,” pungkasnya. (Kom-PHT/Gdh/Dwi)
Editor: Tri
Copyright © 2025