DETIK.COM (27/04/2025) | Perubahan Iklim dan kerusakan ekosistem hutan bukan isapan jempol karena dunia saat ini sedang menghadapi Triple Planetary Crisis. Yakni Perubahan iklim (Climate Change), kehilangan keanekaragaman hayati (Biodiversity Loss), dan polusi serta limbah (Pollution and Waste).
Hal itu disampaikan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam sambutannya saat acara Seremoni Rehabilitasi Lahan Kritis Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) Perhutani Banyuwangi Barat dan Selatan.
“Suhu bumi meningkat, cuaca makin ekstrem. Di Indonesia, lebih dari 90 persen bencana adalah bencana hidrometeorologi, yang erat kaitannya dengan perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Salah satu solusi paling efektif dan paling murah, ya ini, menanam pohon,” kata Ipuk, Sabtu (26/4/2025).
Ipuk melanjutkan Indonesia adalah negara dengan hutan tropis terbesar ketiga di dunia sehingga seluruh warga negaranya memikul tanggung jawab besar untuk menjaga keseimbangan ekologi yang akan memberi dampak secara global.
Ipuk menyebut data ilmiah terbaru satu pohon dewasa mampu menyerap rata-rata 21-25 kilogram karbon dioksida per tahun. Dan menghasilkan oksigen untuk dua orang bernapas dengan nyaman sepanjang tahun.
“Ini bukan simbolik. Ini aksi nyata. Karena itu, penanaman pohon yang kita lakukan hari ini adalah bagian dari komitmen Banyuwangi terhadap agenda global,” tegas Ipuk.
“Banyuwangi sudah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO. Dan Geopark Ijen kebanggaan kita bersama telah resmi menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. Artinya dunia mengakui Banyuwangi adalah laboratorium hidup bagi harmoni antara manusia dan alam,” imbuhnya.
Karenanya, Ipuk menyambut baik inisiatif salah satu investor besar Banyuwangi saat hendak menanam pohon di hutan dengan jenis tanaman produktif. Selain melestarikan lingkungan, hal tersebut dapat mendukung program swasembada pangan yang digenjot pemerintah.
“Terimakasih PT BSI yang telah menginisiasi kegiatan rehabilitasi lahan kritis ini,” kata Ipuk.
Sementara General Manager of Operations (GMO) dan Kepala Teknik Tambang (KTT) PT BSI Roelly Fransza menyampaikan, kegiatan tanam pohon di Kawasan Agathis Forest, Desa Banjar, Kecamatan Licin yang merupakan wilayah perbatasan antara Perhutani KPH Banyuwangi Selatan dan Perhutani KPH Banyuwangi Barat tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan dalam pelestarian lingkungan.
Sekaligus sebagai sumbangsih bersama dalam mengurangi dampak pemanasan global. Serta sebagai wujud dukungan terhadap program Sedekah Oksigen Pemkab Banyuwangi dan program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto.
“Jadi apa yang kita lakukan hari ini tentu akan bertumbuh dan akan kita lanjutkan terus,” katanya.
Aksi penghijauan dengan menggandeng lintas elemen, lanjutnya, akan berfokus pada lahan-lahan kritis. Dengan harapan dimasa mendatang bisa membawa manfaat bukan hanya untuk lingkungan. Tapi juga memberi manfaat ekonomi.
Sementara itu, Adm Perhutani KPH Banyuwangi Selatan Wahyu Dwi Hadmojo mengaku sangat mendukung program Rehabilitasi Lahan Kritis yang diinisiasi oleh PT BSI. Menurutnya, pelestarian lingkungan dengan melakukan penghijauan hutan akan memiliki manfaat besar dalam menyangga kehidupan.
“Semoga alam dan hutan kita terus lestari, serta mampu memberi manfaat untuk masyarakat,” katanya.
Dalam kegiatan tanam pohon awal itu Bupati Banyuwangi hadir dengan didampingi Pj Sekda Pemkab Banyuwangi Guntur Priambodo beserta pimpinan OPD terkait.
Ikut hadir pula jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, diantaranya Kapolresta Banyuwangi, Kombes Rama Samtama Putra, Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol (Arh) Joko Sukoyo dan Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso.
Sumber : detik.com