Sinergi 3 BUMN mewujudkan Indonesia yang lebih ramah lingkungan

Jakarta, 16 Juli 2021 – PT PLN (Persero), Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dan Perum Perhutani bersinergi guna membangun kerjasama strategis dalam memastikan penyediaan pasokan biomassa untuk mendukung pelaksanaan co-firing di 52 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

Bermula dari Nota Kesepahaman (MoU) pada Januari 2021, kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara PLN dengan Perum Perhutani dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam penyediaan biomassa dan pengembangan industri biomassa untuk co-firing PLTU batu bara, pada Jumat (16/7/2021).

Penandatanganan HoA secara daring ini, dilaksanakan oleh Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, dan Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro. Di samping itu, turut menyaksikan Wakil Menteri (Wamen) I Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana, dan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana.

HoA ini digunakan sebagai landasan hukum bagi PLN, Perum Perhutani, dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam pelaksanaan penyediaan dan pengembangan industri biomassa untuk co-firing PLTU.

Menteri BUMN Erick Thohir melalui Pahala Nugraha Mansury mengatakan co-firing PLTU merupakan program yang berkontribusi dalam peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) serta merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan.

“Untuk itu, sinergi tiga BUMN ini sangat penting untuk menjamin pasokan biomassa untuk program co-firing PLTU, dan dapat tentunya memberi nilai tambah bagi bisnis Perhutani dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero),” terang Erick

Kementerian BUMN telah menargetkan program co-firing sebagai Strategic Mapping BUMN untuk klaster energi. Untuk itu, Erick berharap kerjasama ini dapat segera ditindaklanjuti sehingga keberlanjutan program co-firing dapat terjaga.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan penggunaan co-firing biomassa sebagai upaya untuk memenuhi target bauran EBT 23 persen pada 2025. Sejauh ini, PLN menargetkan 52 lokasi co-firing PLTU tersebar di seluruh Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan biomassa sebesar 9 juta ton/tahun pada 2025 dan ke depannya Kerja sama ini diharapkan memberikan ketersediaan pasokan biomassa dengan keekonomian yang wajar.

“PLN mengharapkan sebagian besar kebutuhan biomassa tersebut dapat dipenuhi dari Perhutani dan PTPN sesuai dengan area kerja dan kewenangannya, yang posisinya terjangkau dari PLTU PLN yang masuk dalam program co-firing,” katanya.

Dalam pokok-pokok HoA dijelaskan, nantinya Perhutani akan menyediakan woodchip dalam bentuk serbuk (sawdust), sementara PTPN memasok limbah perkebunan/tandan kosong segar. Dengan begitu, PLN sebagai pembeli, sementara Perhutani dan PTPN sebagai pemasok.

Karena rencana kerja sama ini merupakan hal yang baru baik bagi tiga perusahaan, Zulkifli berharap dukungan dari Kementerian BUMN dan pihak pemerintah untuk kesuksesan program co-firing ini terutama dari sisi kebijakan dan regulasi terkait penyediaan biomassa.

“PLN mengucapkan terima kasih atas kerja sama dari Perum Perhutani, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam kelanjutan kerjasama penyediaan biomassa dan rencana pengembangan industri biomassa. Mudah-mudahan kerja sama ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi negara Indonesia terutama dalam hal energy security,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, mengatakan program co-firing PLTU batu bara dengan biomassa merupakan salah satu program “Green Booster” untuk mendukung target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT)  Nasional sebesar 23 persen pada 2025.  Hal ini dilakukan untuk menurunkan emisi karbon yang dihasilkan PLTU batu bara.  Berdasarkan Surat Wakil Menteri I BUMN Nomor: S-27/Wk/.1MBU/03/2021 tanggal 18 Maret 2021 memuat Proyek Strategis dan Strategic Mapping BUMN untuk bekerjasama dalam program co-firing biomassa PLTU batu bara sebagai Strategic Mapping BUMN Klaster Energi Tahun 2021.

“PTPN Group memiliki potensi biomassa berbasis komoditi perkebunan yang cukup besar antara lain Biomassa dari komoditi Kelapa Sawit, Karet dan Tebu yang dimiliki oleh PTPN I hingga PTPN XIV.  PTPN Group mengestimasikan dapat menyuplai 500 ribu ton tandan kosong segar kepada PT PLN dan angka tersebut dapat berkembang hingga 750 ribu ton tankos segar pertahun pada 2024 sesuai dengan RJPP PTPN Group.  Dan diharapkan program ini akan menghasilkan penurunan emisi GRK dan berdampak pada kualitas udara di sekitar menjadi lebih baik,” ujar Ghani.

Menurutnya, Co-firing biomassa dengan batubara menawarkan aspek positif bagi lingkungan. Co-firing biomassa akan mengurangi emisi karbondioksida, di samping itu biomassa juga mengandung sulfur yang jauh lebih sedikit daripada kebanyakan batu bara. Hal ini program co-firing juga akan mengurangi emisi sulfur dioksida yang cukup signifikan.

Ia menambahkan perjanjian HoA ini sebagai salah satu bentuk Good Corporate Governance (GCG) yang dijalankan oleh Badan Usaha Milik Negara dalam menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi masyarakat luas.

“Kami berharap melalui kerjasama penyediaan biomassa untuk PLTU batu bara antara PTPN, Perum Perhutani, dan PT PLN (Persero) dapat menjadi pionir dan pemantik dalam pengembangan biomassa untuk suplai PLTU batu bara di dalam negeri,”

Di sisi lain, Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro, mengatakan saat ini Perhutani memiliki sumber daya kawasan hutan seluas 2,4 juta Ha di pulau Jawa & Madura dan 1,3 juta Ha di luar Pulau Jawa yang dikelola oleh Anak Perusahaan dan dapat dikembangkan menjadi hutan tanaman energi. Adapun yang  telah dikembangkan hutan tanaman energi seluas ±27 ribu Ha dari rencana seluas sekitar 70 ribu Ha.

“Ke depannya Perhutani juga akan menyiapkan industri biomassa berbasis tanaman hutan untuk menghasilkan produk wood pellet dan atau wood chip,” katanya.

Perhutani juga menyiapkan klaster tanaman energi seluas 70 ribu Ha dan rencana industri turunannya yaitu wood chip dan wood pellet sejak 2019, dan telah menjadi program dalam RJPP 2020-2024 karena peluang pasar luar negeri yang menjanjikan. Tidak hanya itu, Perhutani juga ingin berperan  dalam program pemerintah mencapai target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025 dan target penurunan emisi sebesar 29 persen pada 2030 sesuai Paris Agreement. (Kom-PHT/PR/2021-VII-16)

Untuk informasi selanjutnya dapat menghubungi:

Asep Dedi Mulyadi – Sekretaris Perusahaan

Telp. (021) 7805730

Fax. (021) 7805731

Informasi tambahan Perum Perhutani di www.perhutani.co.id