ANTARANEWS.COM (29/09/2024) | Tim Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana Astra Otopart (SOP) Group dan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) berhasil mendata populasi dan sebaran Owa Jawa (Hylobates moloch) di hutan Pegunungan Sanggabuana Kabupaten Karawang, Jabar.

Leader Tim Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana, Bernard T Wahyu Wiryanta, di Karawang, Sabtu mengatakan populasi dan sebaran Owa Jawa di hutan Pegunungan Sanggabuana Karawang berhasil didata setelah tim melakukan ekspedisi di kawasan hutan pegunungan Sanggabuana di Jawa Barat selama lebih dari 40 hari.

Tim Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana yang sejak 31 Juli 2024 menjelajahi hutan Pegunungan Sanggabuana sekitar 16,500 hektare berhasil menghitung populasi Owa Jawa di kawasan hutan tersebut.

Tim Ekspedisi ini terdiri dari anggota Sanggabuana Wildlife Ranger, Mahasiswa dari beberapa kampus di Jawa Barat, Komunitas Baraya Sanggabuana, Perum Perhutani, dan TNI AD dari Detasemen Pemeliharaan Daerah Latihan Kostrad Sanggabuana.

Baca juga: Owa jawa “Bali Zoo” dilepasliarkan ke Cagar Alam Jabar

Selama 40 hari tim menjelajahi semua kawasan hutan di Gunung Sanggabuana yang meliputi empat kabupaten, yakni Karawang, Purwakarta, Cianjur, dan Bogor.

Tim Ekspedisi yang dibagi menjadi dua tim ini berhasil menyisir semua punggungan hutan, semua bukit dan puncakan, menyusuri jalur survei sepanjang 307.273 m.

Selama 40 hari menyusuri setiap pelosok hutan Pegunungan Sanggabuana, tim yang menggunakan metode jelajah ini berhasil mendata 107 kelompok Owa Jawa dengan total jumlah individu sebanyak 311 individu.

Ia menyampaikan bahwa dari sebagian besar kelompok Owa Jawa yang ditemui, rata-rata terdapat individu muda, sebagian masih digendong oleh induknya. Hal itu menandakan Owa Jawa di Pegunungan Sanggabuana berkembang biak dengan baik dan terdapat penambahan individu baru.

“Di beberapa blok hutan, hampir di setiap punggungan hutan ada kelompok Owa Jawa. Dan rata-rata induknya menggendong anak. Bahkan di salah satu blok hutan, ketika bangun pagi jam 5 pagi, di basecamp kami di tengah hutan, suara nyanyian Owa Jawa bersahut-sahutan dari seluruh penjuru hutan.” Jelas Bernard.

Namun menurut Bernard, tim ekspedisi di lapangan juga menemukan potensi ancaman terhadap Owa Jawa di Sanggabuana. Seperti perburuan liar, dan terutama alih fungsi lahan hutan yang menjadikan pohon pakan dan pohon tidur Owa Jawa berkurang.

“Bahkan beberapa blok hutan ada yang sudah habis tegakannya berganti jadi tanaman kopi dan mengisolasi beberapa kelompok Owa Jawa,” katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah IV Purwakarta, BBKSDA Jawa Barat, Vitriana mengatakan bahwa ekspedisi Owa Jawa di pegunungan Sanggabuana menunjukkan hasil yg menggembirakan.

Itu menandakan peran penting pegunungan Sanggabuana sebagai habitat alami satwa owa jawa, penting untuk dijaga agar mampu terus mendukung kehidupan dan kelestarian owa jawa sebagai satwa primata endemik Jawa sehingga terhindar dari kepunahan. (KR-MAK)

 

Sumber : antaranews.com