MOJOKERTO, PERHUTANI (9/11) – Perhutani Mojokerto bersama dengan warga masyarakat Desa Cupak Gunung Pucangan mengadakan sedekah dan bersih desa di Pendopo Agung Gunung Pucangan, petak 10, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Katemas, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tapen, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto, Minggu.
kegiatan ini menjadi kegiatan yang turun temurun serta merupakan tradisi warga sekitar situs budaya dan religi untuk memperkaya dinamika kawasan bernilai konservasi tinggi – High Conservation Value Forest (HCVF) sebagai bagian Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) bagi Perhutani Mojokerto.
Tradisi dan adat istiadat yang masih dilestarikan walaupun banyak terjadi pergeseran-pergeseran budaya karena kemajuan jaman, hal tersebut dilaksanakan
Diketahui, Gunung Pucangan yang didalamnya terdapat bermacam situs budaya dan religi ditetapkan sebagai kawasan hutan konservasi bernilai tinggi masuk dalam katagori Nilai Konservasi Tinggi 6 (NKT 6). Kawasan yang Mempunyai Fungsi Penting Untuk Identitas Budaya Tradisional, dimana nilai-nilai budaya lokal spesifik masih terpelihara dengan baik.
Gunung Pucangan merupakan tempat Wisata Relegius dijadikan tempat melakukan ritual-ritual untuk memohon rahmat kepada Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT, karena di lokasi tersebut ada petilasan-petilasan dan makam-makam keramat para leluhur yang mbabat Desa Cupak diantaranya ada Sendang Drajat, makam Dewi Kilisuci, dan lain lain. Dan juga ada hari-hari tertentu yang ramai dikunjungi warga masyarakat Kec.Ngusikan, Kudu dan dari daerah-daerah lain Kabupaten yaitu pada malam Jum’at Legi dan Jum’at Kliwon.
Sebelum acara resmi sedekah desa di Pendopo Agung Gunung Pucangan ini dimulai, warga masyarakat Desa Cupak segala umur berbondong dengan membawa tumpeng naik ke Puncak Gunung Pucangan melakukan ritual di tempat-tempat tertentu dan setelah selesai baru menuju ke pendopo tempat berlangsungnya acara.
Camat Ngusikan, Siswanto,S.Sos dalam sambutannya antara lain menyampaikan antara lain tentang sifat gotong royong, guyup, kekompakkan warga Desa Cupak yang sekarang tampak pada saat peringatan Sedekah Desa / bersih desa dijadikan kebiasaan untuk membangun dan memajukan desa, sehingga desa cupak walaupun berada di tengah-tengah hutan kawasan BKPH Tapen – KPH Mojokerto tidak sampai ketinggalan dengan desa-desa yang ada dipinggiran. “Desanya maju, hutannya lestari, budayanya di uri-uri (dipertahankan red)”, tegas Siswanto.
“Kami berharap sinergi yang telah terbangun dengan Perhutani bisa terus meningkat”,mbuhnya.
Sedangkan Royan, tokoh masyarakat setempat mengatakan bahwa kegiatan Sedekah Desa (bersih desa) di Desa Cupak Kecamatan Ngusikan ini merupakan budaya nenek moyang kita yang turun temurun untuk mengingat kembali jasa-jasa para pendahulu kita pada saat mbabat desa cupak ini, yang sekarang diwujudkan dengan bersedekah membawa tumpeng/ambeng ke puncak Gunung Pucangan dan dimakan bersama-sama, dan dengan meningkatkan rasa syukur itulah, berkah, rahmat dan hidayah dari Allah SWT akan berlipat.
(Kom PHT Mojokerto / Eko Eswe)
Editor : Dadang K Rizal
@copyright 2014