Radar Madiun – NGAWI — Ada yang beda di Perum Perhutani KPH Ngawi dalam memperingati Hari Kartini, kemarin (21/4). Tidak hanya berdandan kebaya untuk seluruh karyawati dan rimbawati, mereka juga membagikan bibit gratis ke pengendara yang melintas di Jalan Raya Yos Sudarso.

Kegiatan peduli ini untuk mendekatkan Perhutani dengan masyarakat. ”Momentum Hari Kartini kali ini kami bersama para seluruh karyawati sengaja memberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat,” terang Administratur (Adm) Perhutani KPH Ngawi Joko Siswantoro kepada Jawa Pos Radar Lawu. Bibit gratis tersebut terdiri dari jenis tanaman keras dan buah. Di antara sengon, mahoni, kesambi dan jambu mete.

Jenis tanaman ini dinilai cukup produktif dan gampang perawatannya. Selain itu akan mudah tumbuh di daerah Ngawi yang sebagian besar wilayah hutannya merupakan tanah kapur. ”Beberapa jenis tanaman tersebut sangat mudah ditanam dan tidak gampang mati. Sehingga diharapkan bisa tumbuh besar dan bisa menyimpan cadangan air tanah,” jelasnya.

Melalui bakti sosial ini, Perhutani juga menunjukkan pentingnya kiprah para perempuan untuk ikut serta menjaga alam. Khususnya hutan. Diaa menegaskan, kelangsungan hutan di wilayah Ngawi merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Melalui bagi-bagi tanaman oleh Rimbawati tersebut merupakan salah satu penerapan kesetaraan antara tanggung jawab pria dan perempuan terhadap ibu pertiwi. “Kelangsungan bumi ini tak bisa dipisahkan dari tumbuhan dan melestarikan tumbuhan apa pun itu merupakan tugas setiap manusia baik pria dan wanita.

Semua punya peran penting, jadi tak hanya mengambil manfaat dari tumbuhan untuk keperluan hidup tapi juga menjaga dan menanamnya,” tuturnya. Kebutuhan hidup manusia memang tak lepas dari tanaman. Baik itu dalam pembangunan maupun kebutuhan pokok. Namun cukup disayangkan jumlah tanaman dan tumbuhan yang dimanfaatkan tersebut tidak diimbangi dengan regenerasinya.

Sebagian besar hasil hutan, seperti halnya kayu sudah menipis dan pertumbuhannya tidak secepat kebutuhan manusia. ”Seperti halnya Kabupaten Ngawi, yang bisa dikatakan sebagai salah satu daerah sentra indurtri kayu. Tampaknya sangat penting juga dalam pelestariannya. Apa lagi kebutuhan kayu untuk pembangunan dan industri kerajinan mulai melonjak,” paparnya. Senada diungkapkan Edi Wibowo Humas Perhutani KPH Ngawi.

Melalui cara konkret ini, Perhutani berusaha membuka pikiran masyarakat untuk memperhatikan kelangsungan hidup generasi baru. Mengingat jumlah manusia makin bertambah seiring dengan kebutuhannya yang jauh lebih tinggi. Tentu tanpa tindakan nyata melestarikan alam, keadaan bumi makin terpuruk dan kelangsungan hidup manusia terancam. ”Oleh karena itu, Perhutani Ngawi menghimbau kepada masyarakat agar lebih menyayangi alam. Bersahabat dengan pohon. Mari kita wariskan alam yang lebih baik untuk anak cucu kita,” imbaunya. (rio/adv/dip)

Sumber : Radar Madiun, hal. 32
Tanggal : 22 April 2015