Antaranews, Jogjakarta – Universitas Gadjah Mada Yogyakarta akan memanfaatkan 90 ribu hektare kawasan hutan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang dikelola Perum Perhutani untuk pengembangan pertanian terpadu.
“Pengembangan sistem agribisnis terintegrasi itu menggunakan pendekatan berbasis pemanfaatan lahan, baik di lahan milik masyarakat maupun kawasan hutan negara dengan melibatkan sektor pertanian, kehutanan, peternakan, dan pengolahan pascapanen,” kata dosen Fakultas Kehutanan UGM Teguh Yuwono di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, program pertanian terpadu di kawasan hutan itu dilaksanakan di beberapa Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bojonegoro, KPH Parengan, KPH Padangan, dan beberapa lahan hutan milik masyarakat yang ada di Kecamatan Ngasem dan Kecamatan Tambakrejo.
“Tim peneliti UGM akan menyasar kawasan hutan negara, mengingat sekitar 42 persen atau 90 ribu hektare lahan di Kabupaten Bojonegoro merupakan kawasan hutan negara yang dikelola oleh Perum Perhutani untuk program kedaulatan pangan,” katanya.
Ia mengatakan pola pemanfaatan lahan hutan tersebut akan dibagi menjadi dua bagian dengan menanami tanaman pertanian semusim pada areal tumpangsari dan penanaman empon-empon sebagai bentuk pemanfaatan di bawah tegakan hutan jati.
“Kami juga akan membantu memecahkan permasalahan pengolahan pascapanen dan pemasaran hasil tanaman, khususnya pemasaran empon-empon,” katanya.
Menurut dia, kesepakatan kerja sama pemanfaatan lahan hutan di Bojonegoro itu berdasarkan penandatanganan nota kesepahaman antara Rektor UGM dengan Bupati Bojonegoro dalam pengembangan agribisnis terintegrasi.
Untuk menegaskan kerja sama tersebut pekan lalu Rektor UGM bersama Dekan dari lingkungan klaster agrokompleks berkesempatan mengunjungi kawasan hutan negara di petak 12 RPH Dander BKPH Dander KPH Bojonegoro untuk melihat langsung pola pemanfaatan lahan di kawasan hutan oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan.
“Kunjungan tersebut didampingi oleh perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan pengelola Perum Perhutani di Kabupaten Bojonegoro,” katanya.
Jurnalis : Bambang Sutopo Hadi
Antaranews | 13 Februari 2014 | 18:51 WIB