TRIBUNNEWS.COM (22/06/2022) | Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury berujar, proyek Natured Based Solution (NBS) bertujuan untuk mengintensifkan kegiatan pelestarian hutan dan mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan.

Rencananya, proyek NBS akan ada di 9 lokasi hutan, dan berpotensi menghasilkan Kredit Karbon 11,6 juta CO2 per tahun.

Proyek NBS dikembangkan oleh Perum Perhutani dan Pertamina Power Indonesia sebagai Subholding Power & New Renewable Energy (Pertamina NRE).

“Guna mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan serta memberikan dampak positif bagi penyerapan emisi karbon dan keanekaragaman lingkungan,” ujar Pahala dalam keterangannya, Rabu (22/6/2022).

Disampaikan Pahala seusai penandatanganan Head of Agreement (HoA) Kerjasama Pengembangan Proyek NBS oleh Direktur Utama Perum Perhutani diwakili Direktur Operasi Natalas Anis Harjanto dan CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro di Sentul Eco Edu Tourism Forest, Kabupaten Bogor.

Direktur Operasi Perhutani Natalas Ari Haryanto menyampaikan selain menekan laju deforestasi, tujuan kerjasama tersebut adalah memperluas tutupan lahan yang akan meningkatkan kemampuan kawasan hutan untuk menyerap emisi gas rumah kaca.

“Kami sudah mengidentifikasi 9 calon lokasi di wilayah kawasan hutan milik Perhutani Group yang akan menjadi objek dan lokasi dari proyek ini,” tuturnya.

Menurutnya, 9 calon lokasi ini lebih lanjut akan dilakukan Studi Kelayakan untuk mengetahui kelayakan proyek dari khususnya terkait dampak terhadap lingkungan serta sisi finansial maupun operasional.

Ia menambahkan bahwa berdasarkan hasil Pra Studi Kelayakan, NBS Project pada ke-9 lokasi ini akan mampu menghasilkan Kredit Kabon (Carbon Credit) lebih dari 11,6 juta ton CO2 per tahun, sehingga dengan skema bisnis yang tepat, maka proyek ini akan mampu menjadi bisnis baru yang memberikan nilai tambah pada kedua belah pihak.

Sementara itu, sejumlah upaya dekarbonisasi yang akan dilaksanakan oleh Perum Perhutani, lanjut Natalas, diantaranya menekan atau mengurangi kerusakan hutan.

Kemudian, meningkatkan rehabilitasi lahan, menekan kebakaran hutan, mengganti penggunaan Marine Fuel Oil (MFO) menjadi Compressed Nature Gas (CNG) pada industri hasil hutan.

“Selain itu, di bidang tanaman Perhutani juga mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Untuk Nature Based Solutions (NBS) merupakan salah satu solusi yang mengacu pada pengelolaan dan optimasi sumberdaya alam yang berkelanjutan melalui rekonfigurasi pengelolaan,” imbuhnya.

Ia juga menyampaikan bahwa Pembentukan perusahaan NBS dan kerjasama antara Perhutani dan Pertamina NRE ini merupakan satu dari inisiatif strategis Kementerian BUMN untuk mendukung dekarbonisasi.

“Dengan adanya NBS, kita berharap bisa menjaga lingkungan di sekitar BUMN mendorong adanya energi baru terbarukan, yang berkaitan dengan sektror energi mengingat sebagai salah satu penghasil emisi terbesar,” terangnya.

Sumber : tribunnews.com

Tanggal : 22 Juni 2022