MADIUN, PERHUTANI (4/6/2024) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun menjadi salah satu wilayah kerja Perum Perhutani yang mendapat kunjungan dari RECOFTC, sebuah organisasi lingkungan yang berbasis di Bangkok selama dua hari yakni Senin-Selasa, 3-4 Juni 2024.
RECOFTC yang berkedudukan di Thailand, sejak tahun 2024 sudah menjadi bagian dari komunitas Model Forest dan berfungsi sebagai sekretariat Regional Model Forest Network untuk Asia (RMFN-Asia). RECOFTC sejak Januari 2024 telah ditunjuk menjadi sekretariat Regional Model Forest Network Asia (RFMN-Asia). Kunjungan tim dari RECOFTC adalah untuk melihat model pengelolaan hutan yang sudah dilaksanakan selama ini oleh Perum Perhutani, terutama aspek kemitraan, proses PHL, dan kegiatan produksi kayu dan non kayu di Margowitan Model Forest.
Margowitan Model Forest sendiri merupakan inisiatif Perhutani dalam mempromosikan sistem pengelolaan hutan yang lestari. Inisisasi ini diresmikan di Jakarta pada tahun 2004 oleh Menteri Kehutanan dan dihadiri oleh Direktur Utama Perum Perhutani dan segenap Bupati wilayah Kabupaten Madiun, Ponorogo, Ngawi dan Magetan pada saat itu. Margowitan Model Forest sejak tahun tersebut sudah menjadi bagian dari komunitas Model Forest International yang berpusat di Ottawa- Canada.
Dalam kunjungan tersebut, KPH Madiun bersama tim dari Perhutani Forestry Institute (PeFI) Madiun mendampingi rombongan dari RECOFTC yang terdiri dari Ronnakorn Triraganon (Senior Strategic Advisor), Julian Atkinson (Program Manager for RFMN-Asia), Lasmita Nurana (Humas), dan John Novarly (focal point dari Margowitan Model Forest) melihat sejumlah lokasi kelola KPH Madiun diantaranya Persemaian Jati/Rimba, SPL lingkungan (erosi, debit, curah hujan), Tanaman Muda (1-2th) Jati/Rimba, Tegakan Tua, Tanaman Kayu Putih yang tersebar di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Dungus, Brumbun, dan Sukun.
Kepala KPH Madiun, Panca Putra M. Sihite mengatakan bahwa Perhutani merasa senang bisa menunjukkan pengelolaan hutan lestari yang telah berjalan khususnya di KPH Madiun. Ia berharap kunjungan ini membuka jalan agar kedepan ada kerjasama yang bisa dikembangkan terutama dalam hal pendanaan dari Donatur Internasional bagi pengembangan kapasitas, pemberdayaan Masyarakat di sekitar hutan.
“Hari ini kami mendampingi kunjungan dari RECOFTC yang ingin melihat kesinambungan model forest Margowitan. Ada beberapa prinsip yang mereka pegang diantaranya kelestarian, kesinambungan, kemitraan, keberlanjutan, dan tata kelola. Kami rasa semua itu sejalan dengan pengelolaan hutan yang telah dilakukan Perhutani. Harapannya nanti kedepan akan ada kerjasama yang bisa dikembangkan terutama pengembangan kapasitas, pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan”, tutur Panca.
Sementara itu, Senior Strategic Advisor RECOFTC, Ronnakorn Triraganon mengungkapkan bahwa pihaknya datang untuk mempelajari lebih banyak tentang Margowitan Model Forest.
“The main purpose of this visit is to learn more about Margowitan Model Forest that include forest ecosystem. We would like to learn more what are the general forest ecosystem that wellbeing with human around the Margowitan Model Forest. Also, we would like to understand more the governance system, how Margowitan connect with other groups, and how we work together with other government agency and non government agencies. And also we like to learn more about the productivity system that appear in Margowitan. In the end, we like to see how the model forest served the purpose of the sustainable land management,” (Original statement Ronnakorn Triraganon dalam wawancara langsung)
“Tujuan utama kunjungan ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang Margowitan Model Forest yang mencakup ekosistem hutan. Kami ingin mempelajari lebih lanjut apa saja ekosistem hutan secara umum, kesejahteraan manusia di sekitar Margowitan Model Forest, dan kami juga ingin lebih memahami sistem tata kelola, bagaimana Margowitan terhubung dengan kelompok lain dan bagaimana kami bekerja sama dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah lainnya. Dan kami juga ingin mengetahui lebih jauh tentang sistem produktivitas yang muncul di Margowitan. Pada akhirnya kami ingin melihat bagaimana hutan percontohan dapat memenuhi tujuan pengelolaan lahan berkelanjutan,” tutupnya. (Kom-PHT/Mdn/Adl)
Editor:Lra
Copyright©2024