KEDU UTARA, PERHUTANI (14/10/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, terbagi dalam 5 bagian hutan, salah satunya Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wonosobo, yang memiliki sejumlah destinasi wisata alam, masuk wilayah administratif Kabupaten Wonosobo, di mana destinasi wisata baik wisata alam maupun wisata pendakian terus menunjukkan kemajuan pesat. Adapun kawasan wisata seperti Curug Sikarim, pendakian Gunung Pakuwaja, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing, kini menjadi magnet baru bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam pegunungan Jawa Tengah.

Pengelolaan wisata tersebut dilakukan melalui sistem kerja sama antara Perum Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan skema bagi hasil, yakni 25% untuk Perhutani dan 75% untuk LMDH. Pola kemitraan ini tidak hanya memperkuat kolaborasi pengelolaan sumber daya hutan, tetapi juga membuka ruang luas bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan wisata.

Administratur KPH Kedu Utara, Maria Endah Ambarwati, menjelaskan bahwa kemajuan wisata di wilayah kerja Perhutani tak lepas dari keterlibatan aktif masyarakat desa hutan.

“Melalui kemitraan ini, masyarakat turut memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian hutan sekaligus memperoleh manfaat ekonomi dari pengelolaan wisata. Sinergi antara Perhutani dan LMDH terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus pelestarian lingkungan,” ujar Maria.

Ia menambahkan bahwa berbagai dukungan dari pemerintah daerah, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), dan komunitas lokal turut memperkuat daya tarik wisata di Wonosobo.

“Kawasan hutan kini bukan hanya sumber hasil kayu, tetapi juga menjadi sumber kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata berbasis alam yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Salah satu pelaku usaha di kawasan wisata Curug Sikarim, Muhammad, mengaku merasakan langsung dampak positif dari meningkatnya jumlah wisatawan. “Sekarang setiap akhir pekan ramai sekali. Warung saya jadi lebih laris, banyak pengunjung yang mampir beli makanan atau minuman setelah dari curug. Kami bersyukur, ekonomi warga ikut bergerak,” tuturnya.

Hal senada disampaikan oleh Dewi Lestari, wisatawan asal Semarang, yang menilai Wonosobo kini semakin menarik untuk dikunjungi. “Dulu pilihannya cuma Dieng, tapi sekarang banyak sekali destinasi wisata baru yang bagus dan tertata. Fasilitasnya juga makin lengkap. Wonosobo sekarang ramai terus, cocok buat liburan keluarga,” ujarnya.

Kemajuan sektor wisata alam di kawasan hutan Wonosobo turut memberi efek berganda terhadap perekonomian masyarakat. Perputaran ekonomi meningkat melalui berbagai usaha penunjang seperti jasa parkir, penginapan, jasa angkut, sewa kendaraan, warung makan, restoran, hingga toko oleh-oleh dan souvenir.

Perum Perhutani berkomitmen terus memperkuat kolaborasi dengan Mitra, LMDH dan para pemangku kepentingan untuk menjaga keseimbangan antara manfaat ekonomi dan kelestarian hutan. Sinergi ini diharapkan menjadi model pengelolaan wisata hutan yang produktif, lestari, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat sekitar. (Kom-PHT/Kdu/Nurul)

Editor: Tri

Copyright © 2025