DETIK.COM (25/4/2018) | Alas atau hutan Maliran di Kabupaten Blitar, merupakan destinasi wisata edukasi sekaligus konservasi rusa. Alas Maliran disebut konservasi exsitu, artinya upaya pelestarian hewan di luar habitat aslinya.
Lahan konservasi seluas 4,3 Ha ini terletak di Dusun Jatinom, Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok. Sebanyak 72 rusa jenis Cervus Temorensis, bebas berinteraksi dengan pengunjung yang datang.
Setiap kelompok pengunjung didampingi satu petugas konservasi. Pengunjung akan diberi pengetahuan terkait jenis rusa, pakan dan habitat aslinya. Pengunjung bisa memberi pakan rusa dengan kacang panjang.
Sederet warung di sana, menjual pakan itu seharga Rp 2.000/ikat. Jika pakan sudah habis, petugas baru mengizinkan pengunjung mendekati dan berinteraksi dengan rusa-rusa yang berkeliaran bebas di lahan yang penuh ditumbuhi tanaman perdu.
“Cara itu kami lakukan untuk menjaga keamanan pengunjung dan kenyamanan rusa. Soalnya, kalau masih bawa makanan terus mendekat ke rusa, biasanya pengunjung takut karena dikerumuni rusa-rusa lain yang minta atau membaui kacang panjang,” tutur pengelola Maliran Deer Feeding dari Perhutani, Catur Joko Widodo, Rabu (25/4/2018).
Karena rusa merupakan binatang yang dilindungi, maka Perhutani bekerjasama dengan BKSDA untuk pelestariannya.
“Jadi Perhutani hanya menyiapkan lahan. Perizinan tetap diurus pihak BKSDA. Namun untuk biaya pakan dan nutrisi rusa, sepenuhnya dari Perhutani,” ungkapnya.
Lahan konservasi rusa ini memang dikelola Perum Perhutani. Karena lokasinya di petak 39 G RPH Sumberingin BKPH Rejotangan, KPH Blitar. Jika wilayah konservasi masuk di kawasan hutan lindung, maka wilayah lain seluas 7,9 Ha merupakan wilayah kawasan hutan produksi.
“Dalam pengembangan usaha wisata ini, kami membuka Kesambi Trees Park di kawasan hutan produksi. Jadi pengunjung bisa menikmati teduhnya pohon Kesambi, Mahoni dan Trembesi,” jelas Joko.
Jadi, jika bosan bermain dengan rusa Anda bisa memilih tempat bermain lainnya. Ada play ground, double track dan wahana bermain dewasa.
Akses menuju Alas Maliran juga sangat mudah. Anda bisa masuk melalui jalan Raya Srengat – Kediri. Semua jenis kendaraan bisa melalui jalur ini. Namun jika ingin menikmati perjalanan sepanjang jalan setapak ditengah hutan, Anda bisa masuk melalui Alas Maliran di sisi utara.
Destinasi wisata edukasi ini mulai dibuka sejak tahun 1999. Setiap hari, sekitar 250 pengunjung datang. Dan jumlah ini bisa mencapai angka 800 orang, jika libur akhir pekan.
“Di sini semua bisa menikmati liburan, terutama anak-anak. Mereka jadi tahu bentuk rusa dan bisa memegang tubuhnya,” kata pengunjung Misriati yang datang bersama anak cucunya.
Tiket masuk lokasi wisata ini sebesar Rp 10 ribu/pengunjung. Suasana sejuk dan tenang, bisa Anda nikmati bersama keluarga tercinta.
Sumber : detik.com
Tanggal : 25 April 2018