MANTINGAN, PERHUTANI (05/12/2025) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan, mengikuti Apel Gabungan Penanggulangan Bencana dan Gelar Peralatan yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, di Halaman Kantor Bupati Rembang, Jumat, (05/12).
Apel gabungan tersebut melibatkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta berbagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi dalam upaya penanggulangan bencana. Kegiatan ini menjadi wujud kesiapsiagaan Pemerintah Kabupaten Rembang dalam menghadapi potensi bencana pada musim penghujan, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, sekaligus memperkuat koordinasi serta sinergi dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana di wilayah Kabupaten Rembang.
Peserta apel terdiri atas jajaran Polres Rembang, Komando Distrik Militer (Kodim) 0720 Rembang, BPBD Kabupaten Rembang, Perhutani KPH Mantingan, Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Rembang, serta berbagai instansi dan organisasi relawan kebencanaan lainnya. Kesiapan personel dan peralatan menjadi fokus utama dalam kegiatan tersebut.
Usai apel, Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’, bersama Forkopimda melakukan peninjauan terhadap kendaraan operasional, alat evakuasi, dan perlengkapan logistik yang dimiliki berbagai instansi untuk memastikan seluruh sarana siap digunakan dalam kondisi darurat.
Administratur KPH Mantingan, Rohasan, menyampaikan bahwa keikutsertaan Perhutani merupakan bentuk komitmen dalam menjaga keselamatan lingkungan dan masyarakat, khususnya di kawasan hutan yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi.
“Perhutani KPH Mantingan, siap berkoordinasi dengan BPBD Rembang, dan seluruh instansi guna mendukung penanganan bencana, terutama di wilayah hutan yang rawan longsor dan banjir. Kami telah menyiapkan posko penanggulangan bencana serta akan terus memantau kondisi hutan dan lahan sebagai langkah preventif untuk mengurangi risiko bencana,” katanya.
Dalam amanatnya, Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.
“Memasuki musim hujan, kita harus lebih waspada terhadap potensi banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Sinergi antara pemerintah daerah, TNI, Polri, Perhutani, relawan, dan masyarakat harus dipastikan berjalan baik untuk kesiapan menghadapi segala kemungkinan dengan cepat dan tepat. Sarana dan prasarana penanggulangan bencana juga harus siap, seperti lampu penerangan untuk pengungsi, mobil siaga bencana, perahu, dan berbagai peralatan lainnya,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh unsur dapat memperkuat kapasitas daerah dalam menghadapi bencana hidrometeorologi, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari upaya mitigasi. Dengan kesiapsiagaan dan kolaborasi yang baik, risiko dan dampak bencana dapat ditekan sehingga keselamatan masyarakat tetap terjaga. (Kom-PHT/Mnt/Joyo)
Editor: Tri
Copyright © 2025