salah satu sudut kawasan hutan rawa kesongo RANDUBLATUNG, PERHUTANI (18/1) |  Kawasan Hutan Kesongo yang merupakan salah satu kawasan hutan Rawa terletak di petak 141 seluas 119,1 Hektar,pada kawasan hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Trembes Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Padas, pada kawasan yang sebagian besar di dominasi oleh lumpur vulkanik tersebut dihuni oleh beberapa satwa jenis burung   (aves), maupun satwa lain di hutan rawa tersebut.

Kawasan hutan kesongo yang Berjarak sekitar 30 Km dari arah Randublatung kebarat        (Kecamatan Gabus,  Kabupaten Grobogan) memiliki ekosistem berupa vegetasi rerumputan diantaranya rumput wlingi (Scirpus grossus L.), rumput Grinting (Cynodon dactylon), rumput Sunduk Welut (Cyperus difformis). Kesongo yang mempunyai luas 119,1 Ha dengan pembagian savana seluas 109 Ha, serta 110,1 Ha merupakan hamparan lumpur kering hasil dari letupan yang bersifat sporadis tersebut adapun kesongo berada pada titik koordinat BT. 111,15’.15” dan LS. 7.9’.15” dengan jenis tanah margalit coklat, merupakan kawasan terbuka yang didominasi oleh lumpur kering serta kadang mengeluarkan lumpur panas dibarengi dengan air asin dan bau gas yang menyengat hal ini diakibatkan oleh tekanan panas bumi yang berada ratusan meter dengan tingkat porositas yang tinggi pada lokasi tersebut.

Kepala Seksi Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Perhutani KPH Randublatung, Rani Maharto mengatakan bahwa “kawasan Hutan Perhutani Randublatung sebenarnya masuk dalam klas hutan produksi, namun sesuai dengan kebijakan manajemen dimana pada kawasan hutan produksi harus ada minimal 10% untuk kawasan perlindungan dari luas total yang dikelola. Kesongo masuk dalam kategori High Conservation Value Forest ( HCVF ) fungsi konservasi dan lindung berhubungan langsung dengan aspek ekologi mendorong Perhutani KPH Randublatung untuk lebih peduli terhadap lingkungan hutan dan memanfaatkan hutan secara bijakasana” katanya .

lebih lanjut dikatakan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan bersama antara Perhutani KPH Randublatung dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada kawasan tersebut ditemukan beberapa jenis burung yang dilindungi diantaranya Blekok sawah ( Ardeola Speciosa ), Burung Madu Sriganti ( Nectarinia Jugularis), Cekakak Jawa ( Halcyon Cyanoventris), Cekakak Sungai ( Todirhamphus Chloris), Elang Bido Ular ( Spilornis Cheela), Elang Tikus ( Elanus Coeruleus), Kuntul Perak ( Egretta Intermedia ) dengan dijumpainya beberapa spesies yang dilindungi serta spesies lain sebanyak 37spesies yang dijumpai. Kawasan tersebut masuk dalam kategori hutan dengan Nilai konservasi Tinggi ( NKT 1 ), dengan pengertian semakin banyak keanekaragaman jumlah individu yang dijumpai dalam sebuah kawasan tersebut maka akan semakin tinggi pula nilai konservasinya Jelasnya.

Perhatian yang besar dari Perhutani KPH Randublatung tersebut terhadap aspek lingkungan bertujuan untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Selain itu untuk pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Pungkas Rani Maharto.(Kom-PHT/Rdb/Andan)

Editor : Dadang K Rizal

Copyright ©2016