DETIK.COM (01/04/2014) | Hutan di Blora masih menyisakan satu pohon jati tua yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Pohon jati tua diberi nama Jati Denok. Jati itu disebut-sebut memiliki kualitas terbaik di dunia.

Pohon setinggi sekitar 30 meter ini tumbuh di petak 62 B, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Temetes, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Temanjang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung. Tepatnya berada di hutan wilayah Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora.

Batangnya tidak bulat, terdapat beberapa cekungan dan paling banyak di pangkal. Jati denok memiliki lingkar keliling sekitar 9 meter dan butuh setidaknya 7 rentangan tangan manusia dewasa untuk mencakupnya.

Situs budaya jati denok ini berjarak sekitar 17 kilometer dari pusat kota Blora. Sekitar 4 kilometer jalan terakhirnya masih berupa bebatuan dan sebagian telah dibangun berupa makadam.

Jati denok berada di atas bukit Kendeng Blora. Lokasinya paling tinggi, berada di tengah-tengah antara Blora dan Randublatung. Dari lokasi jati denok, jika melihat ke selatan bisa melihat lembah Randublatung dan ketika melihat utara bisa melihat lembah Blora.

detikJateng mengunjungi jati denok itu ditemani oleh seorang warga setempat, Agung, pada Jumat (29/3). Agung mengatakan jati denok berada di tengah hutan yang dikelola Perhutani.

“Batang besar jati denok memiliki tinggi sekitar 30 meter, dengan keliling batangnya mencapai 6,5 meter,” ucap dia, Jumat (29/3/2024).

Di dekat jati denok itu ada dua pohon jati yang cukup besar. Tapi karena tumbuh dekat jati denok, dua pohon jati itu tampak kecil. Ada juga pohon sonokeling.

“Usia pohon jati ini ratusan tahun, mungkin 4 abad. Mbah saya ketika kecil katanya jati ini sudah besar,” kata Agung.

Pohon jati nan menjulang ini disebut sering tersambar petir. Adapun batangnya sudah keropos dan lapuk, tengahnya bolong. Tidak ada cabang yang besar akibat tersambar petir. Hanya tinggal cabang-cabang kecil di pucuk pohon. Itu pun tidak berdaun. Sedikit sekali daun yang tumbuh.

“Ini sering disambar petir atasnya. Sudah sering, tak terhitung. Dalamnya bolong, keropos. Cabang-cabang yang besar sudah patah kena petir,” ujar Agung.

Melihat kondisi pohon jati denok ini, dimungkinkan lambat laun akan mati.

“Pucuknya saja sudah mati, yang tengah juga pada keropos. Ya semoga saja ada perhatian khusus pemerintah, biar jati denok lebih terawat lagi,” kata dia.

Sebagai informasi, jati denok ini menyabet rekor MURI pada 23 Juni 2008 karena usianya saat itu dinyatakan sudah 356 tahun. Pemecahan rekor MURI itu digagas oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Blora di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora.

Sementara itu, Komunikasi Perusahaan Perum Perhutani KPH Randublatung, Junaidi mengatakan jati denok itu masih dalam kondisi baik dan terawat.

“Kondisi baik. Lokasi di petak 62, masuk BKPH Temanjang KPH Randublatung. Masuk situs jati denok. Umur jati itu sudah 300 tahun lebih,” kata Junaidi.

Dalam laman resmi Pemkab Blora, blorakab.go.id, pohon jati denok disebut berusia lebih dari 400 tahun. Pohon ini menjadi tempat pelaksanaan sejumlah upacara adat bagi masyarakat dukuh Temanjang Desa Jatisari, Banjarejo.

“Jati Denok merupakan salah satu pohon jati terbesar dan tertua di Blora, nilai jual pohon ini mencapai satu milyar rupiah lebih,” tulis laman blorakab.go.id, dikutip detikJateng pada Minggu (31/3/2024).

Sumber : detik.com