JPNN.COM (07/04/2024) |  Perum Perhutani bersama anak perusahaannya ‘Econique’ Perhutani Alam Wisata (PT Palawi Risorsis) menyukseskan program ‘Cikole Kampung Re/Up Cycle Bebas Sampah’ untuk pemberdayaan ekonomi dan lingkungan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan mitra wisata di kawasan Cikole, sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan.

Program Cikole ‘Kampung Re/Up Cycle Bebas Sampah’ bertujuan untuk membangun wilayah tanpa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta membangun taman dengan konsep re/up cycle garden.

Program ini bertahap dilaksanakan mulai dari penyediaan sarana dan prasarana untuk mengelola sampah hingga teknologi konversi sampah plastik residu dan segala sampah menjadi berharga serta melibatkan masyarakat sekitar tempat wisata, komunitas perempuan / Ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat, komunitas peduli sampah, pengunjung atau wisatawan, karyawan pengelola wisata dan pemerhati sampah.

Dalam kegiatan tersebut dilakukan pelatihan pengelolaan sampah kepada puluhan anggota LMDH dan mitra wisata di kawasan Cikole pada Rabu (3/4).

Perhutani menggandeng Konsultan CSR, Pemerhati Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat dan Praktisi Pendidikan Arya Hindrarprayoga dan Ketua pengelola pantai Seminyak, Bali dan Pengelola Tempat Penampungan Sementara (TPS) 3R Desa Adat Seminyak Bali sebagai salah satu TPS 3R terbaik di Indonesia I Komang Ruditha Hartawan untuk memberi pelatihan. Selanjutnya dilakukan penyerahan bantuan TJSL.

Direktur Keuangan dan manajemen Risiko Perhutani Dewi Fitrianingrum menuturkan dukungan yang diberikan Perhutani ini bertujuan agar destinasi wisata di wilayah Cikole terjaga kebersihannya dan terawat dengan baik, sehingga para pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang asri dan bersih.

“Bantuan tersebut merupakan wujud tanggung jawab Perhutani kepada lingkungan dan sosial yang diharapkan memberikan dampak kepada masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan,” terangnya.

“Terima kasih kepada Kementerian BUMN atas dukungan kepada Perhutani, sehingga program ini kedepannya dapat berlanjut di lokasi lainnya,” tambah Dewi.

Pada kesempatan yang sama Koordinator Asisten Deputi (Asdep) Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan, Teddy Poernama menyampaikan pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan suatu upaya yang melibatkan berbagai pihak, dengan fokus pada aspek 5P yang menggerakkan keberlanjutan: Profit, People, Prosperity, Peace, dan Partnership.

Teddy Poernama juga menyampaikan usulan tiga aspek utama yang berperan dalam meningkatkan kontribusi Destinasi guna mencapai performa pariwisata berkelanjutan dalam pengembangan model pariwisata ‘Econique’ pada destinasi milik PT Palawi.

“Pertama, kolaborasi menjadi kunci utama. Kedua, sinergi pentahelix menjadi landasan yang kuat. Ketiga, kepemimpinan inovatif,” tambahnya.

“Pengelolaan sampah terpadu menjadi satu aspek yang tidak bisa diabaikan dalam mendukung performa pariwisata berkelanjutan. Melalui kerja sama lintas sektor, kita bisa menciptakan solusi yang terpadu dan berdaya guna terhadap permasalahan sampah, menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi PT Palawi, khususnya destinasi Cikole,” serunya.(chi/jpnn)

Sumber : jpnn.com