MOJOKERTO, PERHUTANI (08/11/2023) | Guna mengoptimalkan pengembangan tanaman Agroforestry Tebu Mandiri (ATM), Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto melibatkan petani tebu berpengalaman, terkait pemenuhan kebutuhan benih tebu unggul untuk ATM dan tebu giling. “Hal ini wujud kemitraan bersama masyarakat dalam mendukung program pemerintah menuju swasembada gula nasional,” papar Andi Adrian Hidayat, Administratur Perhutani Mojokerto di sela-sela peninjauan persiapan bibit tebu di Papar, Kediri, Rabu (08/11).

Lanjut Andi, dalam pengembangan ATM di Mojokerto seluas kurang lebih 400 ha, ini akan dipilih dan menggunakan varietas yang paling baru, yakni bulu lawang (bl). Penanaman tebu dengan varietas baru ini dalam waktu 30 hari menunjukkan hasil baik.

“Dengan bibit ini (bulu lawang/red) setelah 30 hari, dapat dilihat, bisa muncul empat atau lima batang/tunas, ini sungguh luar biasa,” tambah Andi Adrian bersemangat.

“Dengan pemilihan bibit yang baik ini, diharapkan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tebu yang berkualitas, sehingga berkorelasi langsung dengan hasil produksi gula yang optimal,” pungkasnya.

Sementara itu, Puji penyedia bibit unggul yang juga petani tebu sukses di Papar, Kediri, menyampaikan, bahwa bibit tebu ini banyak digemari petani tebu di Jatim. Hasil produksinya cukup tinggi, sehingga, tiap akan musim tanam, sebanyak apapun persediaan bibit yang disediakan masih saja sering terjadi kelangkaan. Itu terjadi karena permintaan bibit tebu varietas ini yang cukup tinggi, ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa bibit bulu lawang ini, mampu menghasilkan tebu lebih banyak, yakni sekitar 1.500-2.000 ton per hektare. Sementara bibit tebu biasa rata-rata hanya menghasilkan 1.250-1.500 ton tebu per hektarenya. “Yang pasti, bulu lawang saat ini menjadi bibit tebu favorit,” pungkas petani tebu sukses di Jatim ini. (Kom-Pht/Mjkt/Abud)

Editor : LRA
Copyright © 2023