Radar Malang – SINAR kemerah-merahan matahari tampak menatap tegas pada genangan air di Embung Suwaru, Dusun Recobanteng, Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Sekitar pukul 17.15, Rabu (23/9) lalu, lampu dunia itu mulai tenggelam. Sehingga, warna air di dalam embung seluas 1,6 hektare ini juga menjelma menjadi kemerah-merahan mengikuti irama sinar matahari. Suasana makin indah lagi saat air itu tertempa kelembutan angin sore.
Hal ini membuat air embung bak air laut yang tertampar angin. Dan membuat efek seperti ombak kecil dan suasana ini malah membuat pantulan kemerahmerahan sinar matahari seperti punya nyawa. Jadi lebih hidup. Apalagi puluhan burung walet juga beterbangan tepat di atas air embung yang memantulkan sinar matahari itu. Sesekali burung ini bermanuver dan mendaratkan badannya di permukaan air embung. Di tepi dedaunan yang mengitari embung itu juga tampak capung beterbangan dari daun satu ke daun lainnya.
Tak pelak, momen tersebut tak disiasiakan warga yang melintasi embung yang dibangun pada tahun 1946 ini. Mereka berebut mendokumentasikan mo men itu dengan HP-nya. Angle foto yang biasa mereka ambil adalah dengan posisi membelakangi matahari dan tangan kiri atau kanan terbuka, seperti sedang memegang bola.
Nah, matahari itu diposisikan tepat di tengah tangan yang terbuka tersebut. Sehingga, hasil foto mereka nanti akan menjadi seolah-olah si objek sedang memegang matahari. Tak hanya itu, embung ini juga menawarkan nuansa unik sendiri jika dipotret dari atas, yaitu berbentuk seperti busur panah. Tim Jelajah Patirtan dari Jawa Pos Radar Malang, Dinas Pengairan Kabupaten Malang, Perum Perhutani KPH Malang, PDAM Kabupaten Malang, dan Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) itu juga berhasil mengabadikan momen sunset itu meski harus menunggu sekitar 5 jam.
Karena tim ini tiba di tempat tersebut sekitar pukul 12.00 WIB. “Kita tunggu hingga momen sunset datang. Visualnya nanti pasti bagus,” kata koordinator Jelajah Patirtan Doli Siregar saat tiba di lokasi, Rabu (23/9).
Nah, setelah lima jam sudah berlalu dan saatnya tim Jelajah Patirtan beraksi untuk mengabadikan momen sunset di embung yang mampu menampung 2.000 meter kubik air itu. Berbagai angle foto pun diabadikan oleh tim, mulai atas kiri dan kanan embung pun berhasil dibidik. “Amazing… seperti momen sunset di pantai,” ucap Aditya Nugroho Putro, salah satu kru Jelajah Patirtan. (im/c2/lid)
Sumber : Radar Malang, hal. 40
Tanggal : 28 September 2015