LIPUTAN6.COM (26/11/2022) | Wisata Kawah Putih merupakan rekomendasi liburan yang cocok untuk mepelas penat dari aktivitas sehari-hari. Wisata Kawah Putih terletak di Kelurahan Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Kawah putih merupakan danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha. Wisata Kawah Putih ini menawarkan keindahan alam yang menarik dan unik, pasalnya kawah dari letusan gunung itu berwarna putih kehijauan.

Keunikannya itu yang membuat wisata Kawah Putih banyak dikunjungi wisatawan lokal saat akhir pekan dan musim liburan. Bahkan saat hari biasa pun juga tetap dipadati oleh pengunjung. Belum lagi wisata Kawah Putih di kelilingi hutan yang menambah suasana alami di tempat tersebut.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai tiket masuk wisata Kawah Putih beserta fasilitas dan sejarahnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (26/11/2022).

Tiket Masuk Wisata Kawah Putih

Kawah Putih Ciwidey Bandung sekarang sudah menjadi destinasi wisata utama di Bandung Selatan. Secara administratif, lokasi Kawah Putih Ciwidey Bandung ini berada di antara dua desa yaitu desa Sugihmukti dan desa Alamendah.

Wisata Kawah Putih ini memiliki keunikan yang khas, yakni airnya terkadang bisa berubah warna sesuai dengan kondisi cuaca. Ketika berkunjung ke wisata Kawah Putih ini, seakan pengunjung diberikan pengalaman liburan di dunia lain.

Berikut ini daftar tiket masuk ke wisata Kawah Putih, antara lain:

Harga Parkir Kawah Putih Ciwidey:

Jasa Layanan Pengaturan Kendaraan (JLPK)

Harga Wahana di Kawah Putih Ciwidey:

Harga Pemotretan di Kawah Putih Ciwidey

Fasilitas di Wisata Kawah Putih

Wisatawan dapat menjumpai dermaga yang dibangun menjorok ke arah danau dari tepian. Fasilitas ini menjadi salah satu spot foto paling favorit bagi pengunjung. Dari dermaga ini, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan alam dari wisata Kawah Putih yang mengeluarkan asap. Dermaga ini dikenal pula dengan nama Dermaga Ponton. Karena terbuat dari kayu, dermaga tersebut hanya bisa menampung 30 orang wisatawan dalam satu waktu. Untuk bisa berfoto di dermaga ini, wisatawan perlu membayar kurang lebih sebesar Rp 11.000 per orang.

Selanjutnya, fasilitas spot foto di wisata Kawah Putih adalah Skywalk Cantigi. Fasilitas ini berupa jembatan yang terbuat dari bambu. Bilah bambu tersebut disusun menyerupai jalanan panjang dengan tali tambang sebagai pengamannya.

Jalan dari bambu ini melewati kawasan Hutan Cantigi yang rimbun dan hijau. Panjang jembatan bambu tersebut diperkirakan mencapai 500 meter. Fasilitas ini memiliki bentuk yang unik karena mengikuti kontur lembah yang berkelok dan naik turun.

Pengunjung dapat menyaksika hamparan wisata Kawah Putih Ciwidey dari ketinggian. Jalanan ini mengantarkan wisatawan menuju puncak yang berada di bawah bukit Sunan Ibu. Untuk menikmati pemandangan dari Skywalk Cantigi, pengunjung hanya perlu membayar tiket sebesar Rp 11.000 per orang.

Sunan Ibu merupakan salah satu bukit yang ada di sekitar Kawah Putih Ciwidey. Bukit ini menjadi spot favorit wisatawan untuk menyaksikan matahari terbit atau sunrise. Dari puncak bukit ini, wisatawan juga bisa menyaksikan pemandangan wisata Kawah Putih yang dikelilingi hutan rimbun dan hijau yang menambah pemandangan menjadi asri serta menakjubkan.

Pintu masuk Sunan Ibu bisa dijangkau dengan berjalan kaki selama kurang lebih 15 menit dari Kawah Putih. Wisatawan hanya perlu membayar Rp 11.000 per orang untuk memasuki kawasan ini.

Sejarah Wisata Kawah Putih

Dikutip dari jurnal Pesona Kawah Putih Sebagai Kawasan Wisata Alam di Bandung (2018) karya Annisa Laila Maharani, sejarah penemuan wisata Kawah Putih berawal pada abad ke-10. Di masa lampau, terjadi sebuah letusan Gunung Patuha yang sangat hebat. Pasca letusan terdapat kejadian aneh, yaitu sekelompok burung terbang melewati Kawah Putih didapati mati. Karena hal ini, pada masa itu penduduk setempat menganggap bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan yang angker.

Berita keangkeran Gunung Patuha ini sampai ke telinga seorang cendikiawan Belanda bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn. Pada saat itu, Dr Junghuhn tinggal di kawasan tanah Priangan untuk mengembangkan tanaman kina. Sikap skeptis Dr Junghuhn membawa dirinya dan beberapa penduduk setempat pada tahun 1837 melawan mitos yang membuat orang enggan mendaki Gunung Patuha. Ia menemukan alasan mengapa burung-burung enggan dan mati saat melintasi Gunung Patuha. Ternyata kawah yang terdapat di puncak gunung mengeluarkan aroma belerang yang menyengat sehingga binatang pun menghindarinya.

Meski keberadaannya sudah diketahui sejak lama, masyarakat Indonesia baru menjadikan tempat ini sebagai lokasi wisata pada tahun 1987. Saat itu, Pemerintah Orde Baru melalui PT Perhutani (Persero) Unit III Jawa Barat dan Banten menjadikan Kawah Putih sebagai lokasi wisata.

Sumber : liputan6.com

Tanggal : 26 November 2022