PIKIRAN RAKYAT (24/06/2019) | Tahun ini, Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara mendapat tugas dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk merehabilitasi hutan lindung (RHL) seluas 1.033 hektare. Angka tersebut meningkat nyaris lima kali lipat dibandingkan tahun 2018.

“Untuk 2019, belum dilaksanakan. Kalau luasnya itu 1.033 hektare. Jadi, kalau di Perhutani KPH bandung Utara, luas tanaman RHL bertambah hampir lima kali lipat dibandingkan 2018,” kata Administratur KPH Bandung Utara Komarudin di kantornya, akhir pekan lalu.

Tahun lalu, dia menyebut, luas tanaman RHL di wilayah Perhutani KPH Bandung Utara ialah 211 hektare. Pada 2018 pula, berdasarkan hasil evaluasi tim Intitut Pertanian Bogor dan tim Kementerian LHK, presentase tumbuh tanaman di RHL tersebut mencapai sekitar 98 persen.

“RHL ini amanah yang cukup berat karena pakai APBN, uang rakyat. Namun, dalam pelaksanaannya tidak mudah. Bukan dari aspek teknis, karena menanam itu mudah, tapi biasanya dari aspek sosial ada yang mengganggu kesuksesan RHL. Ada beberapa orang, yang kalau ini dijadikan hutan, dia tidak bisa ini (melakukan usaha).” Katanya.

Dia menekankan, RHL, sangat pentung untuk sumber air dan daerah resapan air. Oleh karena itu, Komarudin mengajak seluruh pihak untuk memikirkan masa depan, dengan turut menyukseskan program RHL. Apalagi, di luar area hutan Bandung Utara sudah padat oleh pemukiman.

“Secara umum, kalau kita lihat (hasil foto citra satelit), area hutan masih hijau, bagus, kompak. Namun, di luar area hutan memang Bandung daerah padat, tidak bisa dimungkiri. Bahkan, sering terjadi banjir di Cicaheum. Dari batas hutan, jaraknya itu sekitar 10 kilometer. Katanya.

Dia tak menyalahkan jika ada yang beranggapan banjir akibat hutan gundul. Namun, dia membantah jika kawasan hutan Bandung Utara dianggap sebagai penyebab banjir di cekungan Bandung. “Saya berani menjamin tutupan lahan di KPH Bandung Utara masih bagus, lebih dari 98% masih bagus,” ujarnya.

Kalaupun ada lahan yang bermasalah, dia mengakui itu berada di Cisalak, Kabupaten Subang, dengan luas sekitar 6,5 hektare yang diantaranya terdapat permukiman dan fasilitas sosial. Dibandingkan luas kawasan di KPH Bandung Utara yang mencapai 20.650 hektare, lahan yang bermasalah relatif sedikit.

RTH minim
Sementara dalam dialog yang digelar di Hutan Kota Babakan Siliwangi, Minggu (23/6/2019), Husen Wijaya dari Komunitas Pohon menyebut ruang terbuka hijau di Kota Bandung dalam 8 tahun terakhir terus menyusut. “Di antaranya ruang terbuka lapang dan tanam yang semula berdasarkan rumput kini berubah, demikian pula halnya dengan trotoar. Bahkan, halaman perkantoran maupun pusat perbelanjaan yang berubah jadi lahan parkir,” katanya.

Berdasar data Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Pertahanan dan Pertamanan (DKP3) Kota Bandung, kata dia, target 30% RTH dalam 5 tahun terakhir tak kunjung tercapai. Hingga kini luas RTH di Kota Bandung tidak lebih dari 15% dari luas wilayah Kota Bandung.

Program green building yang di canangkan bersamaan dengan pembangunan sejumlah RTH, juga tak membuahkan hasil.

 
Sumber : Pikiran rakyat, hal. 2
Tanggal : 24 Juni 2019